Review Film | Ketika Cinta Bertasbih

Posting Komentar

ketika cinta bertasbih Abdullah khoiril azzam

Akhirnya, film ketika cinta Bertasbih tayang juga. film yang sebelumnya pernah dikatakan sebagai bentuk persaingan rumah produksi MD Entertainment dengan pihak Sinemart semakin jelas terlihat pada iklan-iklan dan spanduk-spanduk yang bertebaran di Jakarta khususnya.

Dengan embel-embel 'asli Mesir' yang seakan menyindir 'Ayat-ayat Cinta' yang tak bisa melaksanakan shooting di negeri para Nabi ini, KCB siap-siap untuk menyambut para penonton Indonesia di bioskop kesayangan masing-masing. Seperti yang sudah banyak tahu bahwa film Ayat-Ayat Cinta tidak mendapatkan izin untuk pengambilan gambar di Mesir dan akhirnya pindah ke India dan sebagian di Indonesia.

Tentang Film Ketika Cinta Bertasbih

Film Ketika Cinta Bertasbih adalah film yang diadaptasi dari novel dengan judul serupa karya Habiburrahman El Shirazy atau yang biasa dipanggil Kang Abib. Ceritanya berlatar tentang karakter Abdullah yang kuliah di Al-Azhar, Mesir dengan segala dinamikanya, termasuk masalah percintaannya.

Beberapa teman di facebook dan blog membahas tentang isi film tersebut, yang konon sangat mirip sekali dengan bukunya. Salah satu yang mereka bicarakan adalah ketidaksetujuan tentang beberapa hal dalam film maupun buku tersebut, yaitu: stigmatisasi yang negatif terhadap orang dengan HIV Aids (ODHA), di mana tokoh Furqon akhirnya harus diminta cerai oleh istrinya karena mengetahui sang suami mengidap HIV Aids, juga tentang ketidaksolehahan Anna sebagai istri Furqon yang meminta cerai pada suaminya. 

KCB, Film Bertema Islam

Menurutku, walaupun ketika cinta bertasbih termasuk film yang bertemakan Islam, selain mempunyai sisi imajinasi pada watak pemainnya, tetapi tentunya pengarang juga punya sisi realisme berdasarkan contoh kehidupan nyata umat muslim, toh faktanya memang masih banyak orang (sekalipun muslim) yang masih underestimate terhadap ODHA, dan apakah karena ceritanya bernapaskan Islam harus membuat tokoh utamanya sesempurna agama ini? toh yang ditokohkan adalah watak manusia, bukan malaikat! jadi, kenapa banyak yang menggugat tokoh Anna ketika dia meminta cerai kepada suaminya yang telah membohonginya, menganggapnya wanita yang tidak solehah karena meninggalkan suami ketika sedang mengalami musibah -dalam hal ini Aids. But, whatsoever .

Akting Yang Kurang Natural di KCB

Yang ada di pikiran, setelah menonton film tersebut adalah: acting para tokoh utamanya lumayan tampak kaku. Memang para tokoh utamanya di rekrut bukan dari para pemain film kawakan, mereka adalah pendatang baru yang di-casting oleh Neno Warisman cs dan Kang Abib sendiri, tapi itu bukanlah alasan untuk mereka tak berakting bagus, toh laskar pelangi pun bisa sangat mengalir dan natural ketika dimainkan oleh anak-anak daerah yang sama-sama baru pertama kali tampil di depan kamera. 

kombinasi dengan pemain gaek sebagai peran pembantu terlihat menjadi sangat timpang ketika mereka beradu akting, huh... benar-benar kurang bisa dinikmati.

beberapa adegan yang sangat kaku dan jelas sangat kurang enak dipandang adalah:
  • Azzam diberitahu lulus setelah berjuang 9 tahun kuliah. Datar sekali mimik wajahnya 
  • Azzam bertemu ibunya setelah sekian lama terpisah, masih datar juga itu impresinya
  • Husna (adik Azzam) yang sedang menangis di depan Anna, tiba2 tersenyum sumringah karena adiknya pulang sekolah. Sewaktu di teater 21, sontak penonton tertawa melihat akting tersebut. tidak ada jeda antara dramatisasi kesedihan dan anti klimaknya
  • Pertemuan dua sahabat Furqon dan Azzam, irama suara Furqon kaya robot, seperti tidak ada nyawa pertemanan
  • Istigfar Azzam ketika memandang Alice Norin, tidak ada nyawanya
  • Sangat disayangkan akting Alice Norin seperti terbawa suasana kaku pemain lainnya

So, apakah jaminan 'Mesir asli' yang sangat di gaung-gaungkan itu akan menjamin keseluruhan kualitas film ' ketika cinta bertasbih'?.

Dalam memori ini, semua adegan di KCB tersedot oleh adegan Tika Putri yang hanya sebagai peran pembantu, scene ketika dia harus memilih di antara dua pilihan, lelaki yang di cintainya atau yang telah dipersiapkan orang tuanya atau memilih Lucky Perdana, yang juga peran pembantu yang sangat cocok sebagai cowok yang kurang gentlement.

Pamor Cinemart

Dan, secara Sinemart juga adalah raja sinetron, maka filmnya pun bersambung seperti sinetron. Konon katanya ini pun trik untuk mengalahkan rekor 'ayat-ayat cinta' yang mendapat apreciate 3'5 juta penonton. Hmm..... then we'll see

Momen yang masih teringat sewaktu menunggu waktu pemutaran film tersebut, seorang laki-laki keluar dari studio yang menayangkan KCB pada jam sebelumnya, sambil berteriak: 'mengecewakan!'. 

'Duh benar-benar lebay nie orang', pikirku. Namun akhirnya saya setuju dengan teriakannya, walaupun saya masih waras untuk tidak berteriak ketika keluar dari studio setelah menonton di jam berikutnya.

Semoga KCB bagian 2 nanti bisa menjadi obat ending bagian pertama yang menggantung dan juga bisa menjadi pengganti ketimpangan-ketimpangan yang dirasakan saat menonton KCB pertama ini.

Related Posts

Posting Komentar