Setiap manusia pasti mengalami
tahapan-tahapan kehidupan yang berdinamika dalam menjalaninya tanpa terkecuali,
salah satu dinamika hidup adalah membuat keputusan (making decission).
Itu pula yang terjadi pada para
pelajar kelas XII (dua belas) yang saat ini dalam detik-detik menunggu
kelulusan, terlepas dari sebutan angkatan corona yang ditepikan pada mereka,
tetap saja Life must go on, dan pada akhirnya mereka harus menimbang
dengan seksama keputusan hidup mereka: apa yang akan dilakukan setelah lulus?.
Tipe Murid Dalam Mengambil Keputusan
Beberapa alternatif pilihannya
seperti kuliah, bekerja, atau bahkan menikah (untuk pelajar putri), tapi ternyata
memutuskan mana yang akan diambil terasa sulit untuk beberapa siswa.
Kesulitan mengambil keputusan ini
tidak serta merta terjadi begitu saja, beberapa pertimbangan mempengaruhi sikap
para pelajar sehingga membentuk sikap yang beragam. Setidaknya ada beberapa
yang bisa disimpulkan tentang sikap para pelajar dalam mengambil keputusan ini
·
Idealis
Tipe pelajar yang sudah mempunyai cita-cita tinggi,
terpatri pada dirinya. Ketika lulus sudah mengidamkan langkahnya melaju, menuju
harapan hidupnya, contohnya pelajar yang sudah tahu apa yang akan dilakukan
setelah lulus sekolah, seperti kuliah, ketika memilih kuliah pun sudah jelas program
dan jurusan yang ingin ditempuhnya.
Tipe idealis haruslah orang yang siap menghadapi
segala kemungkinan, karena jika ternyata impiannya tidak sejalan dengan
kenyataan, dan bahkan tidak mempunyai rencana cadangan, bisa-bisa tanpa
manajemen stress yang baik, akan menjadi bumerang dalam kehidupannya.
·
Realis
Tipe pelajar yang (terlalu) sadar akan kondisi kehidupannya;
ekonomi, kemampuan pikirannya, dukungan orang tua dan sekitarnya. Pelajar yang
terkungkung tanpa support system yang baik seperti ini akan susah sekali
mengambil keputusan, akan banyak sekali pertimbangan yang harus dipikirkan sekalipun
dia mempunyai cita-cita dan keinginan yang tinggi. Contohnya, banyak pelajar
yang ingin melanjutkan ke jenjang perkuliahan, tapi kemudian menjadi terhambat
karena harus memikirkan apakah akan mampu menjalani kuliah selama kurang lebih
empat tahun? Mendukungkah orang tua dengan jurusan yang diambil? Atau bahkan mampukah
perekonomian keluarga mendukung pendanaan kuliah?
·
Idealis-realis
Tipe pelajar
yang mempunyai cita-cita yang tinggi dan tahu apa yang akan dilakukan setelah
lulus, tapi tetap mempertimbangkan kondisi di sekitarnya, contohnya ketika ia
ingin kuliah, ia memikirkan apakah jurusannya sesuai dengan potensi dirinya,
dan apakah ia akan mampu bertahan selama perkuliahan kurang lebih empat tahun,
tipe pelajar realis-idealis akan sadar jika ada celah kemungkinan yang ia tak
mampu, maka tindakan preventifnya adalah mempunyai rencana cadangan, sehingga
dengan mempunyai rencana cadangan, akan mengurangi resiko kestressan.
Kira-kira, dengan gambaran
tiga tipe sikap di atas, anak muda khususnya para pelajar kelas dua belas sekarang
cenderung ke tipe yang mana? Atau bahkan ada yang mempunyai pemahaman sikap
selain contoh di atas?
Mudah-mudahan, apa pun harapan
yang yang jadi cita-cita setiap pelajar akan mampu diperjuangkan dalam menapaki
episode kehidupannya, dan semoga keputusan yang diambil ketika lulus, apa pun
itu, telah melalui pertimbangan yang sangat matang dengan mempertimbangkan
segala aspek.
Menurut saya pribadi agar kita terhindar dari orang yang akan berbuat licik kepada kita ... Yang lebih utama kita pun harus berusaha untuk tidak berbuat licik kepada orang lain , Mendekatkan diri kita agar lebih dekat dengan Allah SWT Dan ketika kita benar-benar tau bahwa teman kita akan berbuat licik misalkan kepada kita atau pun orang lain
BalasHapusBeritahu lah orang tersebut agar tidak melakukan perbuatan licik tersebut agar dia tahu perbuatan yang dilakukanya itu tidak baik Maka dengan sendirinya orang tersebut akan merasa malu dengan perbuatan nya tersebut Dan kita sebagai teman nya ajak lah dia kejalan yang baik agar tidak berbuat jahat Kepada orang lain dan kita bantulah dengan doa yang baik��
terima kasih euis untuk point of view nya :)
BalasHapus