Empat minggu sudah semenjak diberlakukan diberlakukan pembelajaran di rumah dengan sistem on line. Wabah pandemi korona ini memang berdampak luar biasa terhadap segala bidang, pun masalah pendidikan, guru dan pelajar akhirnya harus beradaptasi dengan pembelajaran daring.
Apa pun dampak dari korona ini, semoga semua orang yang merasakan imbasnya bisa bertahan dan bersabar dalam menghadapinya. Tetap di rumah, tetap jaga kesehatan.
Rindu Yang Menggunung Untuk Anak-anak Fossil
Selama masa karantina, pasti banyak hal yang kita rindukan, segala aktivitas di luar rumah, pekerjaan. hobi, dan apa pun itu.
Tentunya, sebagai seorang pengajar, kegiatan di sekolah adalah salah satu yang diharapkan bisa kembali normal ke keadaan semula. Kegiatan belajar mengajar dikelas, interaksi warga sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler adalah beberapa hal yang saat ini dihentikan sementara waktu.
Salah satu yang dirindukan selama masa pembelajaran online ini adalah berkumpul bersama anak-anak didik di sekolah, khususnya bersama mereka di Ekstrakurikuler Fossil. Ekstrakurikuler yang berfokus untuk mengenalkan pada anak-anak betapa pentingnya menjaga bumi tempat tinggal kita sehingga mereka memiliki rasa tanggung jawab untuk menjaganya bersama-sama.
Fossil = Forum Siswa Sayang Lingkungan
Kegiatan bersama anak-anak ekstrakurikuler fossil atau forum siswa sayang lingkungan, adalah salah satu yang di rindukan, kegiatan kita setiap Senin selepas ashar adalah kegiatan yang kita yakini adalah salah satu bentuk sayangnya kita terhadap alam, minimal lingkungan alam di sekolah.
Walaupun di awal minggu pembelajaran, jadwal latihan kita tidak pernah terganggu dengan bersiap-siap kotor-kotoran dengan tanah, sampah dan tanaman. kita memang berfokus pada pemeliharaan lingkungan di sekitar kita, di sekolah.
Program green school, kita dukung dengan membantu mengurus tanaman-tanaman di sekitar sekolah, bahkan sampah-sampah di sekitar sekolah pun kita kelola menjadi hal yang luar biasa. Sampah organik kita rubah menjadi pupuk kompos, sedangkan sampah non-organik kita rubah dengan prinsip tiga M ( mengurangi, mengubah menjadi barang berguna lain, dan menggunakan kembali), sehingga sampah-sampah itu menjadi tidak sia-sia, sehingga kita punya jargon 'sampah yang menjadi berkah. Semua ikhtiar dilakukan dengan memberdayakan setiap potensi anak didik agar concern dengan lingkungan.
Ketika beberapa hari yang lalu harus ke sekolah untuk mengurus jadwal e-learning, sekilas tak lupa mengecek tanaman-tanaman di sekolah, dan masyaAllah, cabe yang telah matang di pohonnya, beberapa tanaman yang berbunga, bahkan beberapa pohon yang berbuah. Bahagia rasanya melihat apa yang kita tanam telah berbunga dan berbuah, semoga anak-anakku segara bisa melihat hasil 'kotor-kotoran' kita selama ini.
Tetap Semangat Untuk Menjaga Bumi Kita
Pastinya akan ada selalu hikmah dari setiap tahapan kehidupan, pandemi korona ini pun pastinya menyimpan sejuta hikmah, yang lambat laun kita bisa pelajari dan ambil hikmah darinya.
Harapan terhadap pendidikan di masa yang akan datang, mudah-mudahan setelah korona ini tiada, kita semakin menjadi pribadi yang semakin bisa bersyukur dan lebih bertanggung jawab dalam menjaga alam. Next, kita siap terjun kembali ke lapangan untuk berikhtiar semaksimal mungkin, memberi sumbangsih sebisa kita untuk menjaga bumi ini, diawali dari tempat sekitar tempat kita berpijak, termasuk di lingkungan sekolah.
Aamiin...
BalasHapushatur nuhun bu nov :)
Hapussemoga bad day ini segera berlalu
Aamiin....
BalasHapusamiin teh widya
Hapustetap semangat di tengah WFH :)