Hari kedua di bulan Ramadhan di tengah pandemi corona, hari kedua sahur dengan daging hangat (diangetin), hari kedua salat tarawih berjamaah di rumah!. Ya, tahun ini salah satu yang berbeda adalah keluarga kami memilih salat tarawih di rumah saja.
Tarawih di Masjid atau di Rumah?
Ini hanya masalah pilihan, karena pengurus masjid pun masih membuka pintu untuk salat berjamah tarawih di masjid, masjid tampak masih penuh sesak oleh para jamaah, apalagi di minggu awal Ramadan ini.
Sekali lagi, ini hanya masalah pilihan. Di masjid atau di rumah, hakikatnya kita masih bisa melaksanakan rangkaian ibadah di bulan Ramadan ini.
Bagi yang memilih tarawih berjamaah di masjid, mungkin beranggapan, toh Sukabumi masih dalam zona hijau dalam sebaran virus corona, sehingga masih dianggap aman-aman saja, juga pengurus masjid sudah melakukan beberapa tindakan preventif dengan penyemprotan desinfektan di seluruh area masjid, dan juga penggulungan sajadah masjid.
Pun bagi kami yang memilih salat tarawih di rumah, ini juga salah satu bentuk tindakan preventif versi keluarga kami di tengah wabah corona ini.
Tarawih kita berbeda, hanya berlima. Satu imam, tiga makmum, karena si bungsu yang berumur satu tahun enam bulan hanya duduk di samping shaf berjamaah, ditemani segambreng mainan, walau kadang rasa bosannya membuat salat kami berjeda untuk sekedar menyapa dan menenangkannya.
Penutup
Di akhir tarawih terasa mengharu biru, sesaat membalikkan badan setelah memunajatkan doa, ada si sulung yang tahun ini belajar saum dan bertekad menyelesaikannya sampai magrib, ada dua bidadari bermukena motif bunga, sang ratu dan sang putri.
Membuncah rasa syukur kepada Allah, raja semesta alam. Betapa benar, bahwa selalu ada hikmah di setiap sesuatu, dan ini yang kami rasakan: kebersamaan keluarga.
MasyaAllah...
BalasHapuswatabarokallah :)
BalasHapusAlhamdulillah...
Love this 🥰
BalasHapushatur nuhun teh :)
Hapus