Idul Fitri hampir seminggu telah dilalui, tetapi kehangatan suasananya masih terasa. Begitulah lebaran, keberkahannya seakan tiada akhir, corona yang masih terus merajalela pun seakan tak ada artinya, suka cita hari raya memang tiada bandingannya. Saling berkunjung di hari raya tak terhalang geografis, karena ada teknologi untuk silaturahmi
Silaturahmi Menggunakan Teknologi
Walaupun tidak bisa bersilaturahmi secara maksimal karena tidak bisa bertemunya dengan saudara-saudara yang jauh di perantauan, umat muslim tidak kehilangan cara, karena kita hidup di mana teknologi sudah sedemikian lumrahnya, termasuk dalam teknologi komunikasi.Inilah yang kita patut syukuri saat ini, hidup di jaman yang seakan tidak ada sekat dan batas antar wilayah, seakan dunia ini makin sempit. Bayangkan jika wabah corona ini hadir ketika alat-alat komunikasi belum ada, apa yang akan kita lakukan? No one know, wallahu a’lam.
Tidak hanya silaturahmi dengan saudara, handai taulan dan teman-teman yang berbeda wilayah yang bisa dihubungkan dengan teknologi komunikasi, bahkan sekat geografis antar negara pun saat ini tiada artinya. Bahkan juga tidak hanya dua arah, multiway comunication pun saat ini bukan menjadi hal aneh.
Seperti yang di inisiasi oleh salah satu televisi nasional, TV-one, menghubungkan keluarga sepupu yang tinggal di Deft, Belanda untuk berkomunikasi dengan keluarga di Sukabumi, komunikasi tiga arah itu berjalan dengan indahnya, tanpa batas. Seakan jarak Sukabumi, Jakarta dan Belanda menjadi tidak ada.
Walau pertemuan secara langsung belum memungkinkan, tidak menjadikan lebaran menjadi kurang bermakna, karena seyogyanya berjabat tangan bukanlah hal yang diwajibkan agar idulfitri kita benar-benar terasa, namun mengikatkan hati dalam sebuah rasa persaudaraan akan lebih menjadi esensial untuk menjadikan hari raya ini nyata.
Posting Komentar
Posting Komentar