Adakalanya kita hanya bisa berdiam di saat semuanya tidak memungkinkan untuk kita ucapkan, atau tidak ada keberanian yang membuat lidah kita serasa kelu
Kelu
Kau memenggal hati
Bersamanya
Sampai merah darah
gladiol
dan ringkih ilalang kering
Aku tetap menatapi
Mengagumimu
Pada cemarut sore
yang dingin
dan gelapnya malam yang membeku
Bibirku bersiul
Berpadu rasa kagum
dalam kebisuan
Terpatri di dasar
jiwa
Melukis indah raga
dan sukmamu
Batari
Laksana Pheonix yang
menyala
Bersama rawi
yang segera tenggelam
Melukis jingga di ufuk barat
Semilir aliwawar
merengkuh
mendesir
Merangkai melodi
kelopak
dalam birai yang tetap kelu
Penutup
Ketika bibir ini kelu, biarkan hati tetap bergumam, berekspresi sesuka hati, agar raga dan jiwa tetap waras
Posting Komentar
Posting Komentar