Kehamilan dan keunikan mengidam di dalamnya adalah salah satu hal yang diharapkan oleh sebagian besar pasangan-pasangan yang telah menikah. Pada kenyataannya, datangnya kehamilan pada setiap perempuan berbeda dari segi waktu. Ada yang langsung hamil tak lama dari waktu pernikahan, ada yang harus menunggu beberapa waktu, bahkan beberapa harus sangat bersabar menunggu diamanahi buah hati ketika pernikahan sudah menginjak waktu yang lama.
Mengidam
Demikian pun
dengan perempuan yang sudah mengalami kehamilan, prosesnya dilalui
berbeda-beda. Salah satu hal kentara dalam perbedaan proses kehamilan adalah
masa mengidam. Beberapa tidak mengalaminya sama sekali, sebagian mengalami
mengidam dengan ciri khas menyukai buah-buahan asam, sebagian yang lain mengidam
dengan keunikannya sendiri.
Bagi seorang suami, apa pun akan dilakukan untuk mencari jenis makanan yang diinginkan selama mengidam, untuk memenuhi asupan ibu hamil dan janin yang dikandung, agar kesehatan keduanya bisa terjaga. Walau ibarat disebut mem-bucin (budak cinta), atau bahkan sampai harus memperjuangkan dengan pengorbanan materi dan tenaga, semua akan diusahakan.
Hal ini juga karena kesadaran suami yang harus menjadi sangat siaga ketika istri mengandung, juga karena pengorbanan dan perjuangan selama kehamilan adalah hal yang tak tertandingi dan tak bisa dilakukan atau diwakilkan oleh suami.
Mengidam Ekstrem
Sang istri, dengan empat kali kehamilan, juga mengalami masa mengidam yang luar biasa. Kehamilan yang disertai HEG (Hiperemesis Gravidarium), membuat masa-masa triwulan pertama dilalui dengan perjuangan luar biasa, sehingga makanan pun sangat terbatas yang bisa masuk untuk dicerna.
Mengidam Memacu Adrenalin
Dari
sekian keunikan masa mengidamnya adalah ketika mengidam di kehamilan ke tiga,
sang istri ingin mencoba menjajaki jembatan terpanjang di Asia Tenggara, Jembatan Suspension Bridge yang terletak di Kawasan Situ Gunung Kadudampit, Sukabumi. Jembatan
yang membentang sepanjang 250 meter, dengan ketinggian 161 meter di atas
pemukaan tanah ini akan membuat setiap orang yang pertama kali mencoba terpacu adrenalinnya.
Dengan membawa dua anak, akhirnya permintaan nyeleneh-nya dikabulkan, dan keinginan untuk menapaki jembatan ini ternyata tidak main-main, ibu hamil yang sudah tampak besar penampakan perutnya ini dengan santai berjalan di atas jembatan yang bergoyang, sedang kita yang melihatnya merasa ngeri, dan ingin segera mengakhiri petualangan ini.
Namun ternyata, ini belum berakhir, karena
sesampainya di ujung jembatan, sang istri meminta untuk meneruskan perjalanan
menuju air terjun Curug Sawer, sedang akses menuju ke air terjun tersebut harus
dilalui dengan naik turun daerah yang sangat curam, terlebih untuk seorang ibu
hamil. namun sekali lagi, tekad bajanya mengalahkan ketakutan dan kekhawatiran
itu.
Misi dapat dilaksanakan dengan baik, dan sang ibu hamil berbahagia karena keinginannya dapat terkabul. Perjalanan ini juga laksana melampaui dua tiga pulau dalam sekali mendayung, karena selain mengabulkan keinginan ibu hamil, juga mengenalkan anak-anak pada wahana yang menguji keberanian mereka untuk berpetualang.
Kini
sang istri sedang mengandung anak ke empat, kali ini tak ada permintaan yang
terlalu ekstrem. Bersyukur kesehatannya pun baik, terlebih memasuki triwulan
akhir. Semoga tetap sehat sampai sang janin terlahir, dan sebagai seorang
suami, semoga tetap bisa menjadi siaga yang selalu siap mendampingi.
Posting Komentar
Posting Komentar