Membaca cerita pendek pelarian buah karya Anisa Sustianing yang di muat di https://www.ngodop.com/ membawa kita terhanyut dalam cerita yang dibawakannya dengan apik dan alur yang sangat mengalir.
Review Cerpen Pelarian
Pelarian bercerita tentang sosok gadis bernama Mira yang memilih
pergi dari rumah karena merasa takut kepada orang tuanya atas dosa yang ia
lakukan. Ia menaiki sebuah bus tanpa tahu ke mana ia harus pergi, sampai pada
akhirnya ia bertemu dengan seorang perempuan yang menyelamatkannya di bus
ketika ia mengalami efek mual karena hamil mudanya.
Mira tinggal
beberapa waktu di rumah perempuan yang menolongnya -yang ternyata seorang
dokter-, namun pada akhirnya ia harus pergi walau belum tahu harus ke mana,
ketika ia bertemu dengan sosok laki-laki yang menghamilinya di rumah perempuan
yang telah menolongnya.
Pada kesempatan kali ini, cerpen pelarian akan diulas dari segi intrinsik dan ekstrinsik. Bagi yang belum membaca cerita pendek ini sila berkunjung ke https://www.ngodop.com/2020/04/pelarian.html
Unsur Intrinsik
Unsur Intrinsik
berarti unsur yang ada pada cerita secara langsung, sehingga mempengaruhi
performa dari cerita itu sendiri. Unsur intrinsik terdari dari tema, tokoh dan
penokohan, alur, sudut pandang, dan amanat.
TEMA
Tema yang diangkat dalam cerita pendek pelarian adalah tentang kebingungan seorang gadis atas kehamilan di luar nikah yang ia alami.
TOKOH DAN PENOKOHAN
Tokoh sentral dalam cerita pendek pelarian adalah seorang gadis bernama Mira. Ia digambarkan sebagai sosok gadis rumahan yang lulus SMA yang kemudian menjadi buruh pabrik, sifat ‘rumahan’nya perlahan berubah ketika ia bertemu dengan sosok lelaki yang meluluhkan hatinya.
ALUR
Alur yang digunakan dalam pelarian adalah alur maju. Cerita dimulai dengan Mira yang berada di terminal untuk menunggu bus pemberangkatan, kemudian ia menaikinya, bertemu dengan seorang perempuan yang akhirnya menolong dan membawa ke rumahnya.
LATAR
Latar pertama yang digunakan adalah terminal, tergambar dari paragraf 11 dimana seorang kondektur menyuruhnya menaiki bus yang siap berangkat. Kemudian latar selanjutnya berlanjut sepanjang perjalanan dalam bus, kita dapat membacanya pada paragraf 25.
Bus terus saja meluncur membelah jalanan. Berbagai pemandangan telah silih berganti dilalui. Persawahan, rumah penduduk, pasar, perkebunan kelapa, hingga area pemakaman. Beberapa kali terhenti ketika para penumpang turun di tempat tujuan mereka.
Latar terakhir adalah rumah dokter perempuan yang menolong Mira ketika ia terkena emesis di bus yang membuatnya pingsan.
SUDUT PANDANG
Sudut Pandang yang digunakan dalam cerpen pelarian adalah sudut pandang pertama, penggunaan kata ‘aku’ oleh tokoh utama menjadi indikasi bagaimana pengarang memilih point of view dalam sudut pandangnya.
AMANAT
Hikmah yang
dapat kita petik dari cerpen pelarian diantaranya adalah untuk
berhati-hati dalam bergaul, jangan tertipu oleh rayuan-rayuan dari orang yang
belum kita tahu jelas karakternya. Cerpen ini juga mengajarkan kita secara
tersirat, bahwa penyesalan yang datang di akhir waktu, akan sia-sia setelah
kita melanggar norma-norma yang berlaku.
Unsur Ekstrinsik
LATAR BELAKANG PENCIPTAAN
Kondisi masyarakat saat ini yang serba bebas membawa kita pada fenomena banyaknya gadis yang hamil di luar nikah. Kondisi tersebut menjadi latar belakang penulis dalam membuat cerpen pelarian.
KONDISI MASYARAKAT
Banyaknya lulusan SMA yang menjadi buruh pabrik menjadi fenomena tersendiri dalam masyarakat kita, dan pergaulan yang sangat berbeda antara dunia sekolah dan dunia pekerjaan, menjadikan beberapa buruh pabrik yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas, dan pada akhirnya perempuanlah yang menjadi objek korban dalam hal tersebut. Kondisi masyarakat yang mengkhawatirkan ini pada akhirnya menggerakkan jari-jemari Anisa Sustianing, Sang Penulis Pelarian untuk menuangkannya dalam bentuk cerita pendek
PSIKOLOGIS
Tanggung jawab sebagai sesama manusia menjadi landasan psikologis dalam pelarian ini, terlebih sosok perempuan yang selalu menjadi objek korban dalam kasus hamil di luar nikah, sehingga penulis cerpen ini mempunyai pesan tersirat agar perempuan lebih berhati-hati dalam bergaul, khususnya dengan lawan jenis, agar tidak terjerumus dalam zina. Dan pesan ini tidak hanya berlaku bagi yang masih single, tapi juga bagi yang sudah menikah, karena bisikan setan untuk melakukan perzinahan tak memandang bulu kepada siapapun.
SIMPULAN
Setiap tulisan akan memberikan pesan, baik secara tersirat dan tersurat. Cerita pendek Pelarian secara jelas mengajarkan kita secara tidak langsung bahwa tak ada jaminan kita kuat dalam menghadapi setiap godaan yang akan menjerumuskan pada penyesalan yang sia-sia.
Sosok fiktif Mira dalam pelarian adalah gambaran masyarakat di sekitar
kita. Ketika kasus hamil di luar nikah dianggap sudah biasa, dan masyarakat
sudah acuh tak acuh dengan masalah tersebut. Namun lain halnya dengan sosok
perempuan yang ditinggalkan pasangannya yang tidak bertanggung jawab, beban
psikologis dalam menanggung rasa malu dan juga merasa berdosa akan terus
menghantui.
Semoga dengan
membaca pelarian akan menjadikan kita sosok yang terus belajar untuk
bertanggung jawab. Bertanggung jawab terhadap tubuh sendiri yang Tuhan
amanahkan kepada kita, karena kelak ketika kita kembali pada-Nya, bagaimana jika kita
ditanya: kau apakan saja tubuhmu selama di dunia?.
1. www.ngodop.com/2020/04/pelarian.html
2. facebook Anisa Sustianing
Apakah Anisa Sustianing yang saya kenal?
BalasHapusMungkin bun. Beliau Anggota ODOP juga, senior saya
Hapus