Jika ditanya soal memposisikan diri dari sudut pandang personal branding, sejujurnya sampai saat ini masih banyak yang harus digali untuk merasa ajeg dengan pertanyaan 'dikenal sebagai apakah kita dalam hidup?', karena ada PR yang lebih besar yang harus sama pentingnya terjawab yang masih berkaitan dengan posisi kita, yaitu seberapa manfaat posisi itu membawa kebaikan pada hidup, baik di dunia maupun setelahnya.
Teacher and Blogger
Menjadi seorang pengajar lebih kurang sepuluh tahun pada sebuah lembaga pendidikan adalah jalan takdir yang luar biasa, tak pernah terbayangkan sebelumnya berada di posisi ini sebelumnya. Lama merantau ke ibu kota, mencari peruntungan di kota sekelas Jakarta, kemudian kembali ke kampung halaman dan mengabdi di sebuah lembaga pendidikan adalah skenario dari Sang maha Pembuat skenario.
Di sisi lain, ketika dulu menginjakkan kaki di Jakarta, kota ini terasa sepi di tengah hiruk pikuk hedonisme dalam kehidupan sehari-harinya, maka blog menjadi teman pelarian curahan hati dengan segala rasa ibu kota yang beragam.
Jika dilihat dari umurnya, blog ini sudah berusia lebih dari sepuluh tahun, namun isi dan kualitasnya tidak berbanding lurus dengan jumlah angka yang seharusnya terlihat mumpuni.
Barulah pada 2020 ini blog kembali ditengok dan kembali di hidupkan. Berawal dari seorang ajakan teman mengikuti Kelas Menulis Perpustakaan (KMP) Kabupaten Sukabumi, berlanjut mengikuti Ramadan Writing Challenge (RWC) yang di selenggarakan oleh Komunitas One Day One Post (ODOP), Open Recruitment (OPREC) yang juga diadakan oleh komunitas ODOP, dan terakhir kelas Blogspedia Coaching Batch 1 yang diadakan oleh coach tunggal asal Semarang, Marita Ningtyas.
Ke empat program literasi yang diikuti secara estafet selama satu tahun ini menjadi jalan sehingga blog bisa kembali aktif diisi dengan konten-konten atau tulisan, dan di program terakhir, di kelas blogspedia yang memang fokus mempelajari seluk beluk tentang penulisan di blog, terasa sekali memang masih sangat banyak yang harus dipelajari tentang blog ini, salah satunya tentang posisi kita sebagai empunya blog yang di sebut sebagai blogger atau narablog.
contoh kartu nama |
Belajar Menjadi Life Style Blogger
Sebenarnya sebagai seorang guru, salah satu pilihan agar terkoneksi dengan dunia blogger adalah memilih pendidikan sebagai ide besar dalam membuat konten dalam blog. Namun sepertinya masih banyak hal dalam hidup ini yang bisa dibagikan selain dunia pendidikan, sehingga dengan pemikiran itu, blog ini akhirnya dengan tema life style atau lebih pada tema gado-gado, seperti keluarga, agama, humaniora, politik, olah raga, kesehatan, dan lain-lain.
Untuk teman-teman yang juga baru menekuni blog dan masih meraba-raba akan seperti apa memosisikan diri di dunia blogging, atau langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan ketika belajar tentang personal branding, di kelas blogspedia coaching, coach Marita memberikan beberapa masukan tentang hal tersebut, di antaranya adalah dengan mengoptimalkan media sosial yang kita miliki sebagai sebuah support system dengan blog.
Hal seperti memperkenalkan diri sebagai seorang blogger di setiap profil media sosial kita adalah langkah dasar memosisikan diri dengan personal branding sebagai seorang blogger. Selain menyematkan kata blogger di profil, tidak lupa menanamkan link atau alamat blog kita pada setiap media sosial yang dimiliki.
Optimasi Instagram
Untuk teman-teman pengguna Instagram, ketika akan menyematkan kata blogger di akun kita, it's better juga mengubah setelan personal ke akun bisnis atau profesional. Hal ini dimaksudkan sebagai bahan impresi atau insight dari setiap postingan yang kita buat, karena impresi ini hanya bisa ditampilkan di akun bisnis atau profesional, tidak di personal. Nah, impresi ini yang nantinya bisa menjadi bahan evaluasi kita , sudah sebaik apakah branding kita di media sosial.
Tentang insight yang ada di akun Instagram bisnis, di sana kita juga bisa melihat kemanfaatan lainnya seperti:
- Hari apa saja postingan kita dalam sepekan yang ramai dikunjungi oleh orang lain
- Kita juga bisa mengetahui follower di akun tersebut di dominasi oleh laki-laki atau perempuan
- Berapa rata-rata usia follower akun kita
- Di mana lokasi follower kita berada
Saya juga masih gado-gado blognya pak, masih bimbang kalau harus nulis blog dengan tema tertentu.
BalasHapushidup gado-gado... hehe
Hapuswaaah pak yonal juga udah kenal blogspot sejak 10 taun ya ? aku dulu malah kurang tertarik sama blogspot, sukanya sama tumblr karena banyaaaak pilihan template yang 'lucu'. maklum masih alay wkwkwk
BalasHapusbukan ngeblog dari sepuluh tahun, tapi usia blognya sudah sepuluh tahun. Sempat lama hiatus, dan 2020 ini mulai aktif kembali
HapusDengan ngeblog, guru bisa punya media pembelajaran yang lebih mudah dan mengasah kreatifitas. Good job, cekgu!
BalasHapusIya mbak Miela sepakat, apalagi di pembelajaran on line di masa pandemi korona ini, blog bisa jadi salah satu media pembelajaran alternatif untuk anak-anak juga loh
HapusPantesan keren gini, udah 10 tahun to, apalah diriku yang masih kemarin sore wkwk
BalasHapussama-sama masih belajar kak Rita :)
HapusPantesan tulisanpak Yonal enak dibaca. Udah banyak ikut kelas menulis..
BalasHapusHikmah corona kak febri, jadi lebih banyak waktu untuk ikut pembelajaran on line tentang kepenulisan
HapusGod job ya Pak, semoga sukses selalu. Kelas literasi yang diikuti mantap sekali.. Next mau menantang diri juga ikutan ODOP.
BalasHapusTerima kasih mbak, semoga kita sama-sama sukses dunia akhirat.
Hapusditunggu di oprec ODOP batch 9 ya
selalu suka dengan artikelnya Pak Yonal. rapi dan enak dibaca. branding pendidik masih melekat banget karena tutur bahasanya yang berwawasan.
BalasHapusHalo Mas salam kenal ya...
BalasHapusSaya juga udah ngeblog lama dan sempat gonta ganti personal branding, mulai dari mahasiswa sampai sekarang jadi guru juga kayak Masnya 😁
Karena saya nggak terlalu 'pantes' buat ngomongin masalah pendidikan.. akhirnya saya mencoba membranding blog saya sebagai Teacher Keder.
Menulis tentang kelucuan2 saya selama jadi guru, walaupun ya belum tentu beneran lucu sih.. 😁
Salam kenal kembali Mas Edot
HapusJadi guru memang banyak cerita randomnya juga ya ternyata selama di sekolah. Orang taunya gmana gitu dengan kesan guru, padahal kita punya sisi lucu versi kita sendiri kan, ya, wkwkwk