Tahun 2021 akan segera tiba, sejalan dengan pembelajaran semester dua yang juga akan dimulai untuk seluruh jenjang pendidikan di negeri kita. Akan seperti apa aktivitas pendidikan putra-putri kita di tengah pandemi corona yang juga belum mereda?.
Pembelajaran Semester Dua
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim telah memberikan keputusan setelah bermufakat dengan tiga kementerian lainnya yaitu Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, dan Kementerian Kesehatan bahwa pembelajaran tatap muka di sekolah dan madrasah bisa dimulai semenjak semester genap tahun ajaran 2020/2021.
Berbeda dengan SKB sebelumnya, kali ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak akan menentukan pemberian izin pembelajaran tatap muka di setiap sekolah, tetapi wewenang itu akan diberikan kepada pemerintahan setempat untuk memberikan izin pembelajaran tatap muka di sekolah pada daerah masing-masing.
Pembelajaran tatap muka juga bisa diputuskan oleh sekolah atau madrasah berdasarkan kemufakatan bersama komite sekolah atau orang tua/wali siswa berdasar pada kesiapan sekolah atau madrasah masing-masing.
Di sisi lain, Mas Menteri juga menegaskan bahwa jika orang tua masih mengkhawatirkan kondisi anak-anak yang bersekolah di tengah pandemi corona yang belum mereda, orang tua bisa mengajukan untuk tetap belajar secara on line selama semester dua.
Bagaimana Dengan Sikap Kita Sebagai Orang Tua?
Setelah selesai proses pemilihan kepala daerah (Pilkada) di beberapa wilayah Indonesia, sepertinya angka penyebaran covid-19 semakin menunjukkan peningkatan, maka menjelang libur panjang semester satu yang bersamaan dengan libur natal dan tahun baru, pemerintah menjadi sangat getol melakukan pengetatan di setiap titik wilayah terutama di perbatasan setiap daerah. Maka, bandara, stasiun, terminal, dan tempat-tempat wisata menjadi tempat-tempat yang sangat dipantau oleh satuan tugas gugus covid-19.
Pembelajaran semester dua yang dimulai awal Januari adalah waktu di mana masyarakat sudah melalui libur panjang. Kita tidak tahu pasti, apakah setiap orang tetap bersabar untuk menghabiskan liburan di rumah saja atau memaksakan diri untuk menikmati waktu luang panjang di akhir tahun bersama keluarga dengan melakukan perjalanan liburan. Lebih ironi, kita juga tidak tahu kondisi setiap orang setelah melakukan perjalanan liburannya, apakah mereka sehat, atau mungkin bisa saja menjadi salah satu yang terpapar virus corona.
Dunia sekolah dengan latar belakang yang beragam dari setiap keluarga murid-muridnya tak mungkin dapat kita telisik secara pasti satu persatu, maka apabila sekolah melakukan pembelajaran tatap muka, apa jadinya murid-murid yang berkumpul di kelas dengan riwayat kesehatan yang tak pernah kita tahu kejelasannya.
Jika mendapati ilustrasi seperti itu, apa yang harus dilakukan oleh setiap orang tua?. Maka, seperti apa yang telah diamanatkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, orang tua dapat mengajukan pembelajaran secara on line seperti halnya pelaksanaan pembelajaran pada semester satu.
Anak Yang Sudah Mengalami Kebosanan di Rumah
Di sisi lain, anak-anak yang sangat menginginkan bertemu dengan teman sejawatnya untuk bersosialisasi pastilah sudah menanti-nanti semester dua ini dengan pembelajaran tatap muka. Satu semester ke belakang dengan pembelajaran yang hanya bisa mempertemukan via layar monitor pastinya akan menempatkan posisi mereka pada kebosanan dengan proses adaptasi yang tidak biasa ini.
Untuk orang tua yang memberikan izin anaknya untuk berangkat ke sekolah atau madrasah, pastikan untuk memberikan petuah kepada setiap anak-anak tentang protokoler kesehatan yang harus mereka jalani selama berada di lingkungan sekolah atau madrasah. Sampaikan dengan bahasa yang menenangkan, sehingga anak dapat memahami keribetan yang harus mereka jalani demi mengantisipasi penjagaan kesehatan.
Jika orang tua belum memberikan izin kepada anak-anaknya untuk belajar tatap muka, maka harus pula memberikan pemahaman kepada setiap anak, bahwa ini bukan pengekangan mereka dalam berinteraksi dengan teman-temannya, tetapi bentuk rasa sayang dan kewaspadaan sebagai orang tua dalam menjaga kesehatan keluarga, termasuk anak-anak.
Seorang teman pernah berseloroh, lebih baik kita bosan di rumah dari pada kita bosan hidup.
Peran Guru Dalam Pembelajaran Dua Pilihan
Sebagai seorang guru, sejatinya memang harus siap dengan segala alternatif pembelajaran, baik daring maupun luring. Yang terpenting adalah, guru mempunyai media pembelajaran yang mumpuni agar tetap aman dalam pembelajaran tatap muka, dan atau tidak membosankan dalam pembelajaran virtual. Di sinilah guru harus tetap menjadi sosok pembelajar, mencari alternatif media yang cocok yang dapat diaplikasikan dalam setiap pembelajaran, off line maupun on line.
Guru sebagai garda terdepan dalam menyampaikan materi kepada setiap siswanya tidak boleh memaksakan kehendak untuk memilih hanya satu jenis pembelajaran. Butuh koordinasi antara guru, orang tua, dan murid yang di mediasi oleh sekolah atau madrasah untuk bekerja sama dalam menciptakan pembelajaran dengan mengutamakan kesehatan seluruh keluarga besar sekolah atau madrasah.
Guru yang juga menjadi seorang blogger bisa menjadikan konten-konten blog sebagai salah satu media pembelajaran. Dengan bahasa yang komunikatif di konten blog untuk pembelajaran, pastinya akan membuat anak-anak didik mendapat angin segar di tengah pembelajaran on line yang di anggap membosankan. Demikian guru pun akan di tuntut untuk lebih kreatif dalam membuat konten tulisan di blog yang nantinya akan menjadi bahan bacaan sebagai salah satu referensi pembelajaran anak-anak didik.
Maka apa pun pilihan pembelajaran di semester dua ini, yakinkan pada setiap kita, baik sebagai orang tua, murid, atau pun sebagai guru, bahwa keputusan yang diambil adalah hasil pemikiran yang jernih hasil mufakat bersama, sehingga dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan tetap berhati-hati dengan mempertimbangkan kesehatan bersama.
Pak, aslinya aku mau Kuring😔 dah bosen ini, takut gak maju2 Indonesia ini🙈
BalasHapusLuring.. maaf😅
HapusBaru saja aku termenung, apa itu kuring? :)
HapusKalau menurutku akan cukup ribet bagi guru kalau semisal sebagian anak ada yang memilih daring dan sebagain lagi memilih untuk tatap muka, karena artinya guru harus mengajar 2 kali materi yang sama
BalasHapusMasih menunggu keputusan final lembaga untuk semester depan, akankah tetap ada tatap muka? Degdegan dengan kondisi yang masih seperti ini. Thanks sharingnya Pak Yonal
BalasHapusKemarin sempat ada ibu-ibu yang curhat masalah ini, kebanyakan orang tua minta sekolah tatap muka. Tapi ibunya belum tega mengizinkan anaknya ke sekolah. Kalau tetap belajar di rumah boleh, cuma konsekuensinya orang tua harus membimbing. Dari gurunya cuma memfasilitasi materi aja nggak lagi daring.
BalasHapus