Ada kebanggaan tersendiri menyaksikan anak-anak didik kita bisa menelurkan sebuah karya yang bisa mengharumkan nama madrasah tempat mereka belajar. Kali ini anak-anakku, siswa-siswi MA Raudlotul Ulum yang membuat gebrakan dengan membuat sebuah buku antologi puisi yang berjudul kepingan riwayat. Sebuah buku perdana dari anak-anak madrasah aliyah tempat mengabdikan diri, yang mencurahkan isi hatinya dalam bentuk puisi tentang dunia sekolah; guru, teman, kelas, dan juga orang tuanya.
Buku Perdana Siswa-siswi MA Raudlotul Ulum
Buku antologi puisi Kepingan Riwayat ini ditulis oleh 14 siswa dari semua angkatan (kelas 10, 11, dan 12) dengan 3 orang dari kelas 10, 2 orang dari kelas 11, dan 9 orang dari kelas 12. Butuh proses yang lumayan lama untuk meyakinkan mereka bahwa mereka luar biasa dan bisa membuat rangkaian kata-kata menjadi sebuah untaian puisi.
Daftar lengkap penulis dalam buku antologi puisi kepingan riwayat ini adalah:
Kelas 12:
- Muhammad Silvi
- Gildan Surya Fakhziar
- Ai Auliya
- Misa Alawiyah
- Puji Siti Salamah
- Aziz Suhendar
- Fitri Fahera
- Wina Agustina
- Winingsih
- Putri Qutrunada Zulfa
- Dena Juliawati
- Ratni Mulyani
- Silviana Siti Rohimah
- Silviani Siti Robiyah
Buku perdana ini mendapat sambutan yang baik tidak hanya dari seluruh keluarga besar Madrasah Aliyah Raudlotul Ulum, tetapi juga dari Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi yang menjadi naungan untuk lembaga-lembaga madrasah. JFU Pengembang Kurikulum Seksi Pendidikan Madrasah, Erwan Hermawan menyampaikan pengantarnya dalam buku mewakili Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi. Ia mengatakan bahwa buku ini adalah sebuah karya hasil mengolah kata yang apik dan penuh inspirasi sebagai cerminan suara hati para penulis muda yang mencoba berkarya di tengah ketidakpastian berakhirnya pandemi. Mereka yang mencoba merajut kesuksesan sejak dini melalui rangkaian-rangkaian kata yang indah.
Suka cita lainnya juga disampaikan oleh Kepala Madrasah Aliyah Raudlotul Ulum, H. Daden Iskandar. Ia mengatakan bahwa buku ini harus menjadi motivasi, agar kreativitas ini tidak berhenti. Ia juga mengamanatkan bahwa kreativitas dalam hal menulis tidak boleh berhenti, harus terus dikembangkan menjadi sebuah inovasi dan kreativitas, sehingga menulis buku menjadi sebuah kebiasaan dan menghasilkan out put yang luar biasa.
Tema Buku: Dunia Sekolah Dengan Segala Rasa
Ragam pengalaman selama duduk di bangku sekolah pastilah berbeda di setiap orang. Jika diceritakan, pasti akan banyak hal yang bisa diangkat; suasana kelas, persahabatan, guru, bahkan percintaan ala-ala anak remaja. Dari ragam pengalaman selama di sekolah inilah para penulis di buku ini mencurahkan isi hatinya. Beberapa tema dalam buku antologi puisi ini antara lain adalah:
Guru: Pahlawan Pendidikan
Salah satu tema yang diangkat dalam buku antologi puisi Kepingan Riwayat ini adalah tentang guru. Muhammad Silvi adalah penulis dari kelas 12 yang menuliskan puisi berjudul terima kasih.
Tulusmu akan kukenangDalam sanubariku
Cintamu akan kusimpan rapat
Dalam Hatiku
Senyuman indah di bibirmu
Bak Penyejuk hati
Tawamu bak sinar mentari
Di pagi hari
Puisi lain tentang guru juga dituliskan oleh siswi kelas 12 bernama Winingsih dengan judul Cahayaku. Di halaman 46 buku ini tertulis curahan hati dari gadis kelahiran Sukabumi, Oktober 2001. Dari kelas 10, ada penulis bernama Silviani Siti Rohimah yang juga mengangkat tema guru dengan judul Engkau Patriot.
Guru
Engkau bak gemerlap penerang
Masa depanku
Agar aku berkembang gemintang
Terpelajar
Persahabatan Terindah
Tema lain yang diusung oleg beberapa penulis adalah tentang persahabatan. Ya, persahabatan masa sekolah SMA adalah masa terbaik untuk beberapa orang. Salah satu puisi tentang persahabatan ini salah satunya ditulis oleh Dena Juliawati, siswi kelas 12 dengan judul Teman.
Kau adalah jalan
Aku adalah penopang
Semua bisa kita satukan
Agar bisa membutuhkan
Puisi lain yang dituliskan oleh Ai Auliya, kelas 12, juga mengangkat tema serupa -persahabatan- dengan judul Terukir kenyamanan
Kamu mengukir senyuman
Kamu menggoreskan tawa
Menjadikan candaan sebagai gurauan
Hingga timbul sebuah
Kenyamanan
Rindu Sekolah
Di masa pandemi yang belum jelas kapan berakhirnya, di mana sekolah terpaksa harus menggunakan sistem pembelajaran on line, suasana sekolah pastilah hal yang dirindukan oleh para siswa. Hal ini memantik rasa para penulis untuk menuliskan kekangenan mereka terhadap sekolah ini. Salah satu puisi yang dituliskan oleh Aziz Suhendar adalah puisi yang menggambarkan keadaan hati tersebut.
Kini jauh rasa menopang hati
Namun itulah fase setiap kita
Adakalanya datang untuk pergi
Menuntut untuk merakit
Masa ini untuk masa depan
Ada juga sebuah puisi dari penulis bernama Misa Alawiyah yang menggambarkan rasa syukurnya berada di sekolah selama 3 tahun dengan dinamika di dalamnya.
Waktu berlalu begitu cepat
Tiga tahun sudah aku
Berada di sini
Mengayuh bersama orang-orang cendekia
Berkumpul dengan insan-insan
Menyenangkan
Masih ada banyak curahan para penulis muda dengan tema lain dalam buku antologi puisi kepingan riwayat ini. Jika teman-teman penasaran, yuk baca selengkapnya di buku yang berisi 37 puisi ini. Membaca puisi-puisi mereka, akan membawa kita pada kenangan putih abu-abu yang memorable dengan segala dinamika ala anak-anak mudanya.
Terakhir, di buku ini saya juga memberikan pengantar berupa sebuah puisi yang dikhususkan untuk anak-anak didik, para siswa, dan mereka yang telah berani melawan ketidak percayaan, kemudian berani untuk bersemboyan bahwa kita bisa untuk berprestasi dengan segala potensi dan keunikan bakat masing-masing.
Berotasilah
Ketika masamu tiba
Bima sakti akan menuntunmu
Pada surya-surya nan gemintang
Sebelum akhirnya dapat kau genggam
Dan engkau bersinar diantara sinar
Bercahaya, memberi warna pada semesta
Sampai meredup mendampingi takdirnya
Identitas Buku
Judul Buku : Antologi Puisi Kepingan Riwayat
Penulis : Siswa-siswi MA Raudlotul Ulum
Penerbit : Haura Publishing
Cetakan Pertama: Mei 2021
ISBN : 978-623-320-283-1
Alhamdulilah, dibalik siswa yang kreatif ada pembimbing guru yang hebat ... Selamat buat pa yonal
BalasHapusWaah keren sekali ini! Semoga sekolah-sekolah dan guru-guru lain bisa mengikuti
BalasHapusSelamat Pak Yo atas keberhasilan karya anak didiknya. Semoga menambah semangat anak didik untuk berkarya lagi. Keren punya guru yang memberikan fasilitas untuk berkarya.
BalasHapusKeren banget muridnya, gurunya pastinya juga keren si!
BalasHapusDulu waktu sekolah paling mentok puisi yang bagus dipanjang di mading aja. Nggak pernah kepikiran buat dijadiin buku gini :D
Pak, jujur buat saya ini istimewa banget, di jaman kayak gini masih ada siswa siswi yg punya pemikiran lurus begitu tentang sekolah dan jasa guru. Istimewa banget.
BalasHapuskeren banget kang murid muridnya, sudah bisa nerbitin buku antologi puisi yaa
BalasHapusAnak-anak yang mendapat ladang yang tepat untuk menyemai bakat. Saat semua mendukung anak-anak muda ini bisa melampaui kita para orang tua.
BalasHapusmasyaa allah pak, aku aja yg bacanya bangga ya apalagi pak yonal, pasti luar biasa bangganya :') barakallah pak yonal dan siswa siswi, semoga Allah mudahkan untuk terus bermanfaat & menginspirasi lewat tulisan 💛
BalasHapusPenasaran deh aku pak.. adanya buku ini sudah pasti ada guru koordinator yang hebat.. apakah itu adalah pak yonal?
BalasHapusNggak heran kalau anak-anak didiknya istimewa, wong gurunya saja super inspiratif. Bangga dan bahagia sekali ya bisa mengawal anak-anak muda ini berkarya.
BalasHapusSemoga dengan hadirnya antologi ini dapat terus menginspirasi siswa yang lain untuk berkarya. Keren banget pak Yo sudah berhasil membimbing murid untuk percaya diri dengan karya mereka.
BalasHapus
BalasHapusAntologinya keren, Mas Regen. Terima kasih telah berbagi.