Tak terasa tahun 2021 akan segara berakhir, berbanding lurus dengan berakhirnya masa pendidikan di semester pertama tahun 2021. Sebagai seorang pengajar, tentunya ada harapan untuk pendidikan Indonesia di masa depan, khususnya di tahun 2022 yang akan segera datang.
Harapan Untuk Pendidikan Indonesia di Tahun 2022
Desember ini para siswa sedang melaksanakan penilaian akhir semester (PAS) untuk semester pertama di tahun ajaran 2021/2022. Guru-guru pun bersiap untuk melakukan penilaian dan merekapnya sebagai bahan laporan kepada orang tua.
Akhir semester pertama di tahun ini menyisakan banyak catatan selama satu semester ke belakang. Banyak hal-hal terjadi di dunia pendidikan di masa transisi pandemi ke new normal.
Sekolah yang masih belum 100% tatap muka karena masih dalam masa uji coba dan guru-guru yang pada akhirnya berteman akrab dengan teknologi untuk media pembelajaran on line adalah beberapa catatan yang terjadi selama tahun 2021 ini. Semua yang terjadi menyimpan hikmah yang luar biasa, baik untuk guru, orang tua siswa, dan siswa itu sendiri.
Untuk tahun 2022, tentunya harapan terbesar di dunia pendidikan secara umum adalah semakin baiknya kualitas pendidikan di negeri kita, Indonesia. Kualitas terbaik dari proses mengajar para guru yang bekerja sama dengan para orang tua dalam mendidik dan mengajar, sehingga menghasilkan out put anak-anak didik yang berkualitas juga.
5 Harapan Untuk Pendidikan di Indonesia
Secara lebih spesifik, dalam menghadapi tahun 2022 ada beberapa harapan yang semoga dapat membawa pendidikan kita ke arah lebih baik. Diantaranya:
1. Vaksin Covid-19 Yang Merata Untuk Seluruh Siswa
Pemberian vaksin kepada siswa merupakan salah satu syarat dibukanya kembali pembelajaran tatap muka di sekolah maupun madrasah. Saat ini, seperti di tempat saya mengabdikan diri mengajar, sudah diberikan vaksin dosis pertama kepada para siswa dan rencananya dosis kedua akan dilaksanakan pada bulan Desember ini.
Saat ini pemberian vaksin baru diberikan kepada siswa usia 12 sampai 17 tahun, yang berarti masa usia sekolah SMP dan SMA. Rencananya di tahun 2022, akan diberikan vaksin untuk siswa mulai dari 5 tahun, yang berarti mulai dari siswa Taman kanak-kanak dan juga sekolah dasar.
Semoga saja pemberian vaksin ini akan segera merata kepada seluruh siswa di pelosok nusantara, sehingga salah satu syarat untuk melaksanakan pembelajaran dengan sistem tatap muka akan segera terealisasi seutuhnya.
2. Pembelajaran Dengan Sistem Tatap Muka
Semester pertama di tahun ajaran 2021/2022. kita telah melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka dengan terbatas, yaitu dengan sistem shift dan juga pembatasan jumlah siswa yang hadir per sesinya. Uji coba ini relatif telah berhasil dilaksanakan dengan indikasi tidak terjadinya ledakan angka penderita Covid-19 di kalangan siswa.
Dengan telah berhasilnya uji coba ini, semoga di tahun 2022 pemerintah memberikan izin untuk mulai mengadakan pembelajaran secara tatap muka di kelas, sehingga pembelajaran dapat dilakukan dengan maksimal. Kenapa demikian?. Karena jelas tetap ada perbedaan antara rasa mengajar on line dengan off line. Interaksi secara langsung antara guru dengan murid di kelas jelas berbeda ketika hanya menatap via monitor gawar atau komputer. It's about soul of teaching.
3. Sosialisi Kurikulum Yang Merata Untuk Para Guru
Banyak gebrakan baik di dunia pendidikan yang dicanangkan oleh Mas Menteri Nadiem Makarim. Salah satu yang fenomenal adalah pemangkasan administrasi guru yang biasanya sangat membebani karena jumlahnya yang sangat luar biasa banyak.
Di sisi lain, masih banyak para pengajar yang belum paham dengan setiap perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia. Contohnya, banyak guru yang belum paham tentang istilah merdeka belajar yang menjadi salah satu unggulan dalam kurikulum yang di programkan oleh Kementerian Pendidikan.
Luasnya geografi Indonesia menjadi penyebab kurangnya akses oleh para guru. Ini menjadi PR besar bagi pemerintah, bagaimana agar seluruh informasi dapat tersampaikan tanpa terkecuali kepada seluruh guru, sampai bagian Indonesia di pulau terdepan. Apalagi saat ini pemerintah sedang mencanangkan kurikulum baru yang disebut dengan kurikulum paradigma. Seperti apa kurikulum ini?. Pastinya setiap guru harus paham agar setiap rencana baik pemerintah dapat terealisasikan di lapangan.
4. Visi Misi Yang Sama Antar Kementerian yang Menaungi Pendidikan
Seperti yang sudah dimafhumi bersama, saat ini kita mempunyai dua kementerian yang menaungi pendidikan di Indonesia. Ada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan juga ada Kementerian Agama.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menaungi pendidikan umum mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA. Sedangkan Kementerian Agama menjadi payung untuk RA, MI, MTs, dan MA.
Besar harapan saya sebagai seorang guru, ada persepsi yang sama antara dua kementerian ini dalam hal mengurusi pendidikan. Karena yang dirasakan saat ini oleh para guru adalah adanya gap antara keduanya. Ibarat searah tapi tak sejalan.
Contoh kasusnya seperti dalam penyaluran bantuan untuk para guru. Teman-teman pengajar di sekolah umum di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bantuan insentif relatif lancar, namun penerimanya sedikit. Sedangkan di Kementerian Agama, bantuan insentif untuk guru lama tak ada kabar, bahkan lebih dari satu tahun. Baru beberapa bulan ke belakang para guru menerima kabar baik bahwa bantuan insentif itu kembali dapat diterima dan angka penerimanya relatif banyak.
5. Guru dan Siswa Yang Semakin Dapat Beradaptasi Dengan Teknologi
Dengan adanya rencana akan diberlakukannya kembali pembelajaran tatap muka di sekolah atau madrasah, semoga para guru dan siswa yang menjadi garda terdepan dalam hal pendidikan ini tidak serta merta merasa terbebas dari teknologi yang selama ini dipaksa untuk akrab karena sistem pembelajaran on line. Teknologi harus tetap dijadikan salah satu alternatif pembelajaran di dalam kelas dengan sistem tatap muka.
Guru dan siswa harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi zaman saat ini, di mana seluruh aspek kehidupan tidak bisa terlepas dari proses digitalisasi. Apa jadinya jika guru tetap kekeh dengan metode ceramah saja selama belajar. Seperti orang yang sudah terbang ke luar angkasa, kita malah masih merangkak tertatih belajar berjalan.
Semoga hikmah dari Covid-19 yang menjadikan setiap guru dan siswa mengenal teknologi menjadi lebih intens dan menjadikannya bagian yang tak terlepas dari proses pengajaran, walaupun dengan sistem tatap muka. Sehingga diharapkan, guru yang melek teknologi akan melahirkan siswa-siswa yang dapat beradaptasi dengan setiap kemajuan digitalisasi di masa depan.
Penutup
Pendidikan adalah proses seumur hidup dan sekolah atau madrasah hanya salah satu bagiannya saja. Di mana pun kita tetap harus belajar, berproses, dan mengambil hikmah serta pelajaran yang dapat berguna untuk hidup.
Semoga setiap harapan untuk pendidikan Indonesia di masa depan dari setiap warganya dapat terealisasi bertahap. Tentunya ini bukan tanggung jawab satu pihak. Kita tidak bisa mengandalkan Kementerian saja, lembaga pendidikan, atau bahkan mengembankan tanggung jawab kepada guru saja.
Ini tentang kerja sama dari seluruh warga Indonesia untuk saling bahu membahu demi pendidikan yang lebih baik. Lembaga pendidikan harus bisa menjadi media untuk merekatkan kerja sama antara guru, orang tua, dan siswa itu sendiri.
Pemerintah melalui presiden juga sejatinya dapat menjadikan dua Kementerian yang menaungi pendidikan di Indonesia dapat berjalan beriringan. Se-iya sekata untuk bersama menjadikan pendidikan kita terus berproses menjadi lebih baik di masa depan.
Di kampusku semuanya sudah vaksin alhamdullilah, jadi semua mhs udah bisa masuk kelas offline dan belajar seperti biasanya..
BalasHapusAlhamdulillah. Semoga semakin semangat kuliahnya Bang
Hapusiyaya, gegara pandemi kuliah sekarang jadi kurang seru nggak sih?
BalasHapusmana aku juga bukan tipe orang yang cocok sama layar pula
semoga aja tahun depan pendidikan kita jaaauuuhhh lebih baik lagi
semoga hikmah dari pandemi covid 19 ini, setiap orang jadi terbiasa untuk e-learning, meskipun tentu vibe untuk belajar tatap langsung lebih kuat :)
BalasHapusAlhamdulllah sekolah anak saya sudah PTM dua sampe empat kali seminggu kak. Kami harus tandatangan surat pernyataan dulu dan anak anak harus taat prokes. Guru2 sudah divaksin semua tapi anak anak blom soalnya kan masih sekolah TK
BalasHapusKalau membicarakan tentang pendidikan di Indonesia, rasanya banyak sekali hal-hal yang perlu diperbaiki. Salah satunya menurut saya adalah kurikulum yang terlalu berat.. Kasihan anak-anak dibebani PR setumpuk dan menghafal hal-hal yang mungkin tidak akan mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
BalasHapussemoga hal hal diatas terwujud ya, karena pendidikkan adalah hak semua anak, kalau anak saya homeschooling, walau sudah vaksin masih memilih gak ikutan playdate dulu, ketemu di dunia maya dulu aja ^_^
BalasHapusSemoga saat pembelajaran tatap muka sudah bia full, pemberian vaksin pada murid-murid juga sudah merata. Semoga semua sehat yah guru dan murid-muridnya. Semangat menyambut tahun ajaran baru dengan suka cita!
BalasHapussatu lagi yang penting tapi jangan dilupakan. kebijakan pemerintah yang konsisten dan mendukung secara aktif dunia pendidikan di Indonesia.
BalasHapusSemoga dunia pendidikan semakin maju, dan pandemi cepat berlalu agar dapat sekolah maupun kuliah secara tatap muka kembali
BalasHapusNomor 5 adalah harapan yang seharusnya bisa terjadi, karena di daerah saya, Riau, lebih tepatnya di Inhu, pembelajaran menggunakan teknologi untuk operasional masih terus berlangsung. Seperti menggunakan email, aplikasi google dan sejenisnya. Mudah-mudahan di tahun depan pembelajaran TIK bisa lebih digalakan lagi untuk calon calon guru.
BalasHapusSelain kebijakan pemerintah melalui kementrian terkaitnya, faktor siswa dan guru yang semakin beradaptasi dengan teknologi menjadi nilai tambah dan modal bagus untuk mengarungi pendidikan di tahun berikutnya. Ibaratnya di masa pandemi ini kita mau gak mau dilatih menggunakan teknologi semaksimal mungkin dan implementasinya kita bawa di tahun-tahun berikutnya walaupun sudah kembali ke PTM.
BalasHapusLuar biasa, panjang umur orang orang baik. Sehat selalu guru guru bangsa.
BalasHapussemoga tahun ajaran baru nanti bisa tatap muka, karena saya rasa kurang efisien ketika sekolah hanya melalui handphon atau laptop. Bekal agama dan teknologi harus diberikan dengan baik nantinya...
BalasHapusSemoga kondisi cepat kembali pulih, karena berpengaruh besar terhadap pendidikan di negara kita juga. Yang seharusnya akan lebih maksimal dengan tatap muka untuk pelajaran atau mata kuliah yang praktek. Semoga pendidikan kita makin membaik setelah pandemi ini
BalasHapusHarapan saya, anak anak yang hari ini masih berstatus siswa, bisa menjadi anak yang berakhlak mulia di masa depan. Hari ini, banyak sekali anak anak muda yang menggaungkan kebebasan. Seks bebas itu boleh asal konsen. Minuman keras tak masalah. Dan sebagainya. Sedih sekali sebenarnya.
BalasHapusEh, sebenernya anak anak muda yang seperti itu tidak bnyak, sih. Mungkin hanya segelintir saja. Tapi mereka ramai ramai mengajak orang melalui media sosial. Jadi terlihat mendominasi hehehee
memang ada positif + negatifnya dari apa yang sudah diterapkan selama pandemi ini, namun paling tidak kita lihat positifnya saja, yg mana guru/murid yang tadinya gaptek, secara "terpaksa" jadi mahir menggunakan perangkat elektronik, apalagi dalam pembuatan bahan ajar, hehe
BalasHapussemoga harapan-harapan yg telah disebutkan bisa diwujudkan..
Betul sekali kang. Ala bisa karena biasa. Dari yang terpaksa, jadi bersahabat dengan teknologi untk pembelajaran
Hapus