Bagaimana para santri yang tinggal di pondok pesantren melakukan aktivitas ngabuburit?. Apakah mereka benar-benar bisa ngabuburit.
Murid di Madrasah Aliyah tempat saya mengabdi sebagian ada yang tinggal di pesantren, ada juga yang tinggal di rumah masing-masing. Dari murid yang tinggal di pesantren, sebut saja namanya Sofa Aulia dan Kharisma Febrianti siswa kelas akhir di MA Raudlotul Ulum pada tahun ajaran 2021/2022 ini, mereka menceritakan ngabuburit versi mereka.
Ngabuburit Ala Santri
Ngabuburit berasal dari bahasa sunda yang artinya burit (sore). Ngabuburit juga sering disebut kebiasaan yang selalu dilakukan pada sore hari oleh orang yang sedang berpuasa apalagi puasa di bulan Ramadhan untuk menunggu waktu berbuka puasa.
Sejatinya ngabuburit dilakukan dengan hal-hal yang bermanfaat. Jangan sampai waktu luang sebelum azan maghrib tersebut dilakukan dengan hal-hal yang tak berfaedah.
Seperti dalam sebuah hadis yang mengingatkan kita untuk tidak terlena atau tertipu dengan banyaknya waktu luang yang kita miliki
Ada dua nikmat yang banyak membuat manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu luang
Berburu Takjil
Waktu Maghrib adalah waktu yang sangat didambakan oleh orang orang yang sedang berpuasa, karena pada waktu itu mereka bisa melepaskan rasa lapar dan dahaga. Banyak dari mereka yang meluangkan waktu sebelum berbuka puasa itu dengan pergi ngabuburit, seperti membeli makanan favorit, minuman favorit atau hanya untuk sekedar hiburan agar waktu berbuka puasa tidak terasa lamanya.
Para santri mempunyai waktu terbatas untuk keluar dari area pondok pesantren, jadi, jika mereka inginmencari penganan untuk takjil, pastinya tidak akan jauh dari area pesantren.
Mengaji Kitab
Satu hal yang patut disyukuri saat ini adalah masih banyak anak anak atau pemuda yang menggunakan waktu untuk ngabuburit itu dengan mengaji Alquran atau pun kitab-kitab lainnya. bagi para santri hal itu adalah suatu agenda rutin dan sudah lumrah dilakukan baik di Ramadan maupun luar Ramadan.
Kegiatan yang selalu para santri lakukan ketika ngabuburit adalah dengan mengaji atau orang orang sering menyebutnya dengan kata pasaran, dari pasaran ini para santri bisa memanfaatkan waktu luang untuk mendapatkan ilmu. Kegiatan pasaran ini kita insyaAllah bisa terhindar dari perbuatan atau hal hal negatif yang bisa menjerumuskan kepada kemaksiatan.
Bagaimana jika kita bukan santri?.Mengaji dan mengkaji kitab-kitab bisa diganti dengan membaca buku, baik buku agama maupun umum untuk menambah informasi dan pengetahuan kita, apalagi kalau yang dibaca adalah buku-buku yang berkaitan dengan Ramadan, pasti menambah-nambah ilmu tentang saum yang sedang kita laksanakan.
Tadarus dan Khatam Quran
Mengkhatamkan Alquran adalah salah satu kegiatan yang selalu di targetkan oleh orang orang yang berpuasa, karena pada bulan Ramadhan ini diperingati sebagai Nuzulul Quran atau sering disebut juga waktu diturunkannya Alquran. Bahkan mengaji kitab pun sering dilakukan oleh sebagian orang, salah satu dari mereka berasal dari kalangan pesantren atau disebut juga santri ini.
Belajar dan mengajarkan Quran adalah salah satu momen yang sangat baik dilakukan di Bulan Ramadan. Metode belajar dan mengajarkan Quran ini yang biasa kita sebut dengan tadarusan di bulan Ramadan.
Melaksanakan perintah dalam belajar dan mengajarkan Quran juga disebutkan oleh hadis adalah proses untuk menjadi insan terbaik.
Sebaik-baik orang di antara kamu adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya( HR. Bukhari )
Membantu Memasak
Setelah para santri mengikuti pasaran dan mengaji Quran, biasanya kami selalu membantu ibu asrama untuk menyiapkan makanan untuk berbuka puasa. Membantu ibu asrama memasak adalah hal yang paling menyenangkan, karena di samping kita bisa membantu, kita juga bisa sambil belajar memasak masakan yang enak, dan terakhir kita hanya menunggu waktu untuk berbuka puasa.
Mari gunakan waktu ngabuburit sebaik mungkin, karena ketika kita menggunakan waktu luang hanya untuk kemaksiatan, maka yang terjadi adalah pahala puasa kita akan berkurang atau bisa jadi akan menghilang, Tetapi jika kita mengisi waktu luang dengan hal hal yang positif, maka kita akan mendapatkan pahala puasa bahkan bisa jadi menjadi berlipat ganda.
Jangan sebaliknya, melakukan aktivitas ngabuburit dengan hal sia-sia, bahkan menjurung kepada kemaksiatan. Nauzubillah.
Di antara (tanda) kebaikan Islam seseorang adalah (dia) meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat
Banyak jalan ninja untuk mengisi Ramadan, termasuk dengan ngabuburit. Intinya, isi dengan hal yang bermanfaat, bukan mudarat.
saya banyak berdoa masa menunggu berbuka puasa..
BalasHapusbiasalah kan masa mustajab doa untuk kita semua yang berpuasa
Alhamdulillah bisa memaksimalkan waktu menjelang azan magrib dengan banyak-banyak bermunajat.
HapusSelamat menjalankan ibadah saum, Abang dan keluarga di Malaysia
senang melihat kegiatan para santri sangat tertib tapi menyenangkan ya Mas Yonal. Dulu teman sekamar saat sekolah asrama Mbul ada yang salah satunya alumnus pesantren kurang lebih kegiatan selama ramadhan juga seperti yang diceritakan di atas. Remanku kalau ga salah nyantri di kuningan. Jadi setelah lulus dan lanjut skul asrama dia biasa menceritakan kegiatannya saat nyatri padaku. Kalau dari artikel di atas kelihatannya paling santai tapi fun pas membantu ibu asrama masak persiapan buka. Ga kebayang memasak dalam porsi besar pastinya menunya favorit nih.. Jadi penasaran menu menunya apa aja ^^
BalasHapusMenunya biasa aja, Mbul. Yang istimewa, ya porsinya, karena dibuat untuk seluruh santri. Jadi memang seru bantu-bantu di dapur buat nyiapin makanannya
HapusJadi inget zaman2 masih sekolah asrama di Al Azhar Medan. Banyak tugas dari guru2 sih, jadi biasanya kami tetep belajar utk ngabisin waktu nunggu buka 😄. Walopun ada juga temen yg ngisinya sambil ngaji dan hapal ayat2 yg biasanya jadi PR.
BalasHapusTapi sesekali kami ttp diksh izin utk kluar, biasanya weekend. Nah refreshing deh ke mall 😅 cari bukaan mas. Tapi tetep aja ga boleh kemalaman, kecuali mau berhadapan Ama guru pengawas yg galaknya ampuuuun 🤣🤣.
Hwah ternyata lulusan Al-Azhar Mbak Fanny ini.
HapusSeru ya tinggal di asrama dengan segala peraturannya, jadi pengalaman yang tak terlupakan