Sudah lama rasanya tak membaca buku fiksi jenis novel dan cerpen setelah terakhir menikmati Travelove: dari ransel Turun ke Hati. Kini ada satu judul novel berjudul Batu Salju karya Sulung Prasetyo yang lumayan membuat penasaran, mulai dari judul, alur, bahkan kehidupan pribadi penulisnya.
Menarik juga, buku ini ditutup dengan kata-kata puitis dari penulisnya, Sulung Prasetyo.
Apakah yang diinginkan anginMerengkuh raga tanah dan menyetubuhinya?
Menyusuri lekuk batu pinggir sungai hingga ke telaga?
Menggoyah pepohonan serta menikmati liuknya?
Apa yang dicari hujan?
Ketika angin terlalu lelah menerpa?
Hampa menghantam kenyataan.
Lidah-lidah kelu menggorok tenggorokan.
Kebekuan membuat kita terpisah jauh.
Bagai langit dan bumi.
Hanya nasib yang akan menyatukan.
Dan hujan adalah nasib kita.
Batu Salju
Sekilas membaca judul Batu Salju mengingatkan pada buku Hanya Salju dan Pisau Batu-nya Happy Salma. Tapi ini jelas karya yang berbeda, dengan penulis yang tak sama pula.
Fakta yang menarik dari novel Batu Salju ini adalah ditulis oleh Sulung Prasetyo dari balik jeruji. Iya, sosok Sulung Prasetyo saat ini memang sedang melaksanakan masa hukuman di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas IIA, Cibinong Jawa Barat.
Ia terjerumus pada penyalahgunaan narkoba atau narkotika dan obat-obatan terlarang. Sebagai konsekwensinya, kini ia harus mendekam di penjara, menjadi warga binaan di sana.
Narkoba memang berbahaya bagi generasi bangsa. Semoga ini menjadi pembelajaran untuk Mas Sulung dan kelak siap menjadi pribadi yang bersih dari narkoba ketika keluar dari sel tahanan dan juga melanjutkan tulisan-tulisannya yang luar biasa.
Di luar masalah narkoba yang menjerat sosok penulis Batu Salju ini, saya mengapresiasi sekali tentang proses penyusunan novel ini. Betapa tidak, buku setebal 268 halaman ini dibuat ketika Mas Sulung berada dalam penjara.
Proses ini mengingatkan pada para pendahulu kita yang membuktikan bahwa penjara bukanlah sekat untuk kita menghasilkan karya. Contohnya saja Sayid Qutb yang bisa menghasilkan karya fenomenal fii dzilalil quran ketika ia berada dalam kungkungan penjara pemerintah Mesir pada masanya.
Data Buku
Judul: Batu Salju Sekuel Pertama Petualangan Andrei Trotski
Penulis: Sulung Prasetyo
Penerbit: Lingkar Bumi
Cetakan Pertama: September 2022
Tebal: 268 Halaman
Sekilas Tentang Penulis Batu Salju: Sulung Prasetyo
Dari laman Kompasiana Tety Polmasari yang juga membahas Novel Batu Salju ini, ada informasi tentang profil Mas Sulung. Ini ternyata, karena suami dari Mbak Tety Polmasari adalah sahabat dari Sulung Prasetyo.
Sulung Prasetyo lahir di Jakarta dan menamatkan SMA-nya di SMA 5 Jakarta, berlanjut ke perguruan tinggi di Universitas Indonesia. Semenjak masa SMA, Sulung Prasetyo sudah mempunyai ketertarikan terhadap isu lingkungan, terbukti dengan ia bergabung dengan kelompok pecinta alam Edelweis 804 saat SMA dan berlanjut di Mapala atau Mahasiswa Pecinta Lingkungan UI ketika kuliah.
Sinopsis Batu Salju
Walaupun judul kecil dari Batu Salju ini adalah Sekuel Pertama Petualangan Andrei Trotski, namun dalam isinya, novel ini juga menceritakan tokoh-tokoh lain yang menjadi pusat cerita. Selain Andrei Trotski sendiri yang sedang mencari obat untuk seluruh penyakit di dunia ini, ada Bosilino, sosok yang sangat ingin menjadi orang kaya karena sudah sangat bosan dengan kemiskinan yang mendera hidupnya. Ada juga Dinggisou, seekor hewan asli Papua yang kelak diceritakan berubah menjadi manusia dan mengalami dinamika yang pelik dalam wujud manusianya.
Ketiga tokoh dalam Batu Salju ini bertemu di Papua. Mereka berjuang dengan idealismenya masing-masing untuk menyelamatkan diri, yang pada akhirnya membawa pada satu kesimpulan yang tak terduga.
Lesson Learn Dari Novel Batu Salju
Dari Novel Batu Salju ini banyak sekali pelajaran yang bisa kita petik untuk kita jadikan hikmah. Salah satu yang paling kentara adalah tentang kita sebagai manusia yang sering kali lalai untuk menjaga lingkungan.
.. ia menyadari situasi dalam keadaan gawat. Apalagi setelah rombongan manusia tiba datang dan membuat suara ribut. Suara salak anjing makin banyak bersahutan. Meski suara itu terdengar dari kejauhan, namun ia mengerti aura bahaya sudah melingkupi hutan itu.
Batu Salju ~Halm 28
Idealnya kita mempunyai hubungan simbiosis mutualisme dengan alam, saling menguntungkan. Bukan hanya mengeruk semua sumber daya alam tanpa melakukan perbaikan kembali dengan kondisi di sekitar kita.
Latar belakang Sulung Prasetyo sebagai pecinta lingkungan luar biasa ia tularkan dalam diksi-diksinya dalam Batu Salju ini. Hal ini membuktikan bahwa mengajak orang untuk peka terhadap lingkungan bisa dengan segala jalan, termasuk dalam buku fiksi ini.
Tertarik dengan bukunya. Hebat sekali penulisnya, dibalik keterbatasannya, beliau tetap berkarya
BalasHapusGenrenya fantasi gitu ya, Pak? Kayaknya seru nih, ada hewan menjelma jadi manusia.
BalasHapusNama tokohnya unik² ya kak.
BalasHapusCover bukunya juga bagus bikin menarik buat baca. Diksi² nya juga bagus bgt. Penulisnya pintar merangkai kata.
Wah keren sekali novelnya pak. Mengingatkan tentang cinta alam tapi dalam bentuk narasi yang ciamik.
BalasHapusPenulisnya hebat ya dari balik jeruji besi tetap bosa menghasilkan karya. Itu kata²nya puitis bgt
BalasHapusKeren banget dimana pun kita, semestinya memang tak ada batasan untuk berkarya apalagi cerita yang diangkat adalah tentang kepekaan pada lingkungan yang saat ini sedang krisis. Anak muda butuh bacaan buku seperti ini agar lebih melek terhadap kondisi lingkungan.
BalasHapusMas sulung kuliahnya jurusan apa pak? Keren banget diksinya, idenya juga nggak kalah keren. Aku salut sama orang-orang yang aktif berkampanye mengajak untuk cinta lingkungan kayak gini. Dan menurutku ini caranya sangat keren, melalui sastra. Kok aku gak kepikiran ya...
BalasHapusNovel yang dibuat secara khusus mendalam dengan perenungan dan pengalaman. Dikelola menjadi satu dituangkan dalam tulisan yang sangat sarat dengan informasi. Kalau boleh dibilang bukan tulisan biasa ini.
BalasHapusKalau sudah passion, mau dimana pun tetap saja bisa dilakukan. Salut sama Mas Sulung, membunuh sepi dengan menghasilkan karya. Keren
BalasHapussaya jadi penasaran juga dnegan novelnya, selama ini baru baca tentang cerpen yang membahas tema lingkungan, belum pernah baca yang bentuk novel
BalasHapusKalau dibaca dari reviewnya pak Yonal, alur ceritanya seperti menceritakan kisah perjalanan hidup dari penulisnya ya pak..
BalasHapusNtah kenapa, kok aku ya ngerasanya begitu.
Jadi penasaran sama cerita versi lengkapnya.
Keren banget bisa memiliki ide se fresh itu. Caranya untuk kampanye memcintai lingkungan sangat halus tp ngena. Tp sebenarnya kampanye semacam ini memang harus selalu digerakkan mengingat alam yg harus kita jaga kelestariannya jntuk anak cucu kedepan.
BalasHapus