Belajar Pengelolaan Sampah di Sekolah Adiwiyata

7 komentar
Pengelolaan Sampah di Sekolah Adiwiyata

Sampah menjadi salah satu masalah yang sama-sama menjadi bahan pemikiran kita bersama sampai saat ini. Permasalahan sampah ini tak bisa dianggap remeh, terlebih data yang menyebutkan bahwa negeri kita adalah penyumbang sampah terbesar kedua di laut setelah China.

Sekolah merupakan salah satu lembaga yang juga diharapkan untuk dapat memberikan sumbangsih dalam hal pengelolaan sampah dan guru sebagai pendidik dan pengajar menjadi salah satu tumpuan harapan untuk dapat mensosialisasikan tentang pengelolaan sampah kepada para siswa.

Bersyukur beberapa waktu lalu dapat bertemu dengan sosok sahabat, kakak, dan guru yang menjadi kader Adiwiyata dan dapat belajar pengelolaan sampah di sekolah Adiwiyata tempat ia mengabdikan diri. Beliau adalah Teh Ani Handayani, pemerhati lingkungan yang mengabdikan diri menjadi guru Pendidikan Lingkungan Hidup atau PLH di mana sekolah tempatnya mengabdi akhirnya mendapatkan gelar Adiwiyata Nasional.

3 Langkah Dasar Pengelolaan Sampah di Sekolah Adiwiyata yang Bisa Kita Contoh

Sekolah Adiwiyata sering juga disebut Green School secara internasional. Secara bahasa, Adiwiyata diambil dari dua kata, Adi dan Wiyata. Adi bermakna baik dan Wiyata bisa diartikan sebagai tempat belajar. Dari dua makna etimologis tersebut kita bisa mengartikan bahwa Adiwiyata adalah tempat yang baik untuk belajar demi menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan pembangunan berkelanjutan.

Anugerah Adiwiyata diberikan oleh Dinas Lingkungan Hidup kepada sekolah-sekolah yang dapat menerapkan kehidupan dengan memperhatikan lingkungan yang kondusif, nyaman, dan bersih. Salah satu yang menjadi konsentrasi dalam menjaga lingkungan tersebut adalah juga tentang pengelolaan lingkungan di sekolah.

Teh Ani Handayani yang di sekolahnya di kenal dengan Bunda Ani adalah sosok kader Adiwiyata yang menjadi penanggung jawab dengan lingkungan di sekolahnya. Yang juga luar biasa adalah ia tidak segan-segan untuk berbagi ilmunya tentang bagaimana pengelolaan sampah di sekolah Adiwiyata yang ia kelola dan bisa diadaptasi oleh setiap sekolah untuk menjadi green school. Di lain waktu Teh Ani  juga pernah mengajak berdiskusi bagaimana mengelola sampah berbasis ekonomi sirkular agar sampah juga bisa memberikan kemanfaatan secara ekonomi.

pengelolaan sampah di sekolah

Beruntung sekali dapat berkolaborasi dengan Teh Ani ini dengan mengundang beliau ke sekolah dan pesantren keluarga kami untuk dapat belajar ilmu-ilmu darinya, tentang bagaimana ia mengajak para siswanya untuk terlibat dalam mengelola sampah agar sekolah bersih dan nyaman tanpa sampah.

Dari penerangan Teh Ani di depan para siswa dan santri Pesantren Daarul Ihsan Kadudampit Sukabumi ada beberapa hal yang bisa disimpulkan bagaimana memulai untuk mengelola sampah di lingkungan pendidikan seperti sekolah yang bisa kita terapkan. Berikut beberapa poinnya:

1. Menerapkan Pemahaman: Sampahku Tanggung Jawabku

Hal pertama yang bisa kita lakukan adalah dengan memberi pemahaman kepada para siswa bahwa setiap sampah yang kita hasilkan harus menjadi tanggung jawab kita sendiri. Dengan siswa memahami konsep ini para siswa diharapkan tidak akan membuang sampah sembarangan atau tak bertanggung jawab.

Penanaman konsep sampahku tanggung jawabku bisa diberikan ketika  awal-awal siswa masuk sekolah agar dari pertama masuk lembaga pendidikan para siswa sudah diberi pencerahan tentang peraturan yang berlaku tentang bagaimana menjaga lingkungan di tempatnya belajar. Pemberian edukasi tentang pengelolaan sampah di awal siswa masuk sekolah bisa diberikan di masa orientasi sekolah atau MOS.

2. Memberikan Contoh Secara Berkelanjutan

Guru adalah role model yang pastinya akan selalu dicontoh oleh para muridnya. Untuk itu penting sekali para guru untuk memberikan contoh terbaik kepada para siswa, termasuk dalam pengelolaan sampah.

Tak elok sepertinya kita menyuruh siswa untuk belajar bertanggung jawab terhadap sampah tanpa diberikan contoh yang baik dari para guru. Untuk itu contoh secara berkelanjutan dari para guru akan sangat mendukung keberhasilan pengelolaan sampah di sekolah ini.

3. Berikan Wadah Siswa untuk Belajar tentang Lingkungan

pengelolaan sampah plastik di sekolah

Untuk lebih memahami tentang bagaimana konsep-konsep dalam menjaga lingkungan termasuk dalam pengelolaan sampah, sekolah dapat memberikan wadah untuk para siswa belajar lebih dalam lagi tentang lingkungan ini.

Dewasa ini beruntung sekali ada Pendidikan Lingkungan Hidup atau PLH yang bisa menjadi salah satu mata pelajaran di sekolah sehingga bisa menjadi media untuk mengenalkan siswa tentang lingkungan ini. Kurikulum di sekolah bisa sekali memasukkan PLH sebagai salah satu mulok atau pelajaran tambahan wajib yang masuk dalam daftar pelajaran para siswa.

Selain pendidikan PLH, para siswa juga bisa dibuatkan organisasi seperti ekstrakurikuler yang berkonsentrasi tentang pembelajaran lingkungan. Contoh konkret ekstrakurikuler lingkungan adalah Fossil atau Forum Siswa Sayang Lingkungan yang ada di MA Raudlotul Ulum Kadudampit,, Kabupaten Sukabumi.

Sekolah yang Nyaman adalah Sekolah yang Bersih dari Sampah

Pastinya kita akan setuju bahwa sekolah yang bersih dari sampah akan memberikan kenyamanan para siswanya untuk belajar dan berinteraksi di dalamnya. Namun tentunya untuk mencapai sekolah yang bersih adalah bukan tanggung jawab perorangan, melainkan tanggung jawab bersama seluruh keluarga besar sekolah.

Dari bagaimana pengelolaan sampah di sekolah Adiwiyata kita bisa belajar bahwa segala sesuatu akan berhasil bila dilaksanakan secara bersama-sama dan berkelanjutan. Untuk itu diperlukan kekompakan dan komitmen bersama untuk menjaga lingkungan sekolah agar terbebas dari sampah.

Anugerah Adiwiyata adalah sebuah bonus dari sebuah ikhtiar kita bersama dalam menjaga lingkungan sekolah. Ada atau tiada Adiwiyata, lingkungan sekolah harus tetap kita jaga bersama agar menjadi rumah kedua bersama yang nyaman.

Related Posts

7 komentar

  1. Sampah adalah masalah yang saat ini menjadi masalah di lingkungan kita. Pendidikan tentang tanggung jawab dan pengelolaan sampah memang sebaiknya diberikan sejak usia SD pada anak-anak, sehingga dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab pada dirinya sendiri. Saat ini banyak edukasi tentang pengelolaan sampah misalnya pembuatan kompos, pembuatan eco enzym dan daur ulang barang-barang yang tidak terpakai menjadi barang yang bermanfaat.

    BalasHapus
  2. Tiba-tiba tercetus cita-cita pingin jadi guru lingkungan hidup seperti Teh Ani. Lingkungan kita memang butuh banget penggerak peduli lingkungan. Masyarakat perlu diedukasi tentang sustainable living

    BalasHapus
  3. Pengelolaan sampah yang baik perlu dieduakasi kepada seluruh masyarakat agar lingkungan sehat dan terawat

    BalasHapus
  4. Menarik nih pengelolaan sampah di sekolah, belum banyak sekolah yang fokus dalam hal ini. Ilmu yang diperoleh bisa ditularkan ke keluarga murid dan murid jadi terbiasa untuk mengelola sampah sejak dini

    BalasHapus
  5. Wah sekolahnya Pak Yonal keren ya. Sudah menjadi sekolah Adiwiyata. Keliatan sekolahnya bersih dan asri. Siswanya pasti nyaman deh kalau tempat belajarnya seperti ini 😍

    BalasHapus
  6. Mantap nih, pentingnya memberi pemahaman yang benar kepada generasi mudah tentang sampah. Sampahku adalah tanggung jawabku, ini penting sekali untuk ditanamkan pada mereka. Bisa praktik langsung tentang pengelolaan sampah di sekolah nambah pengetahuan baru bagi anak-anak.

    BalasHapus
  7. wah bagus sekali, penanaman mindset bahwa sampahku adalah tanggung jawabku dan pengelolaan sampah berkelanjutan merupakan praktik yang sangat baik untuk pelajar dan semuany sebenarny hehehehe

    BalasHapus

Posting Komentar