Tahapan belajar mengaji anak usia dini tentunya akan berbeda dengan belajar mengaji yang sudah cukup umur. Butuh metode khusus agar mereka bisa menikmati suasana belajar mengaji yang menyesuaikan dengan usia mereka.
Mengajar mengaji pada anak usia dini memang gampang-gampang susah, namun bukan berarti tidak bisa sama sekali. Asal menggunakan cara yang benar, belajar mengaji anak usia dini dengan mengaji Iqro pun bisa tetap dilakukan dan insyaAllah bisa.
Tahapan untuk Belajar Mengaji Anak Usia Dini
Ketika dulu membantu Ibu mengajar anak-anak yang datang ke rumah untuk belajar Iqro, ada beberapa di antara yang datang mengaji itu adalah anak-anak kisaran usia 3 atau 4 tahun. Tantangan banget memang mengajar untuk usia yang sedang lucu-lucunya ini.
Belajar dari Ibu yang sangat sabar menghadapi keunikan setiap muridnya yang belajar Iqro, termasuk ketika menghadapi anak-anak usia dini 3-4 tahun ini dapat diambil kesimpulan bahwa ternyata butuh perlakuan yang berbeda kepada tiap murid berdasarkan kebutuhannya masing-masing, termasuk di dalamnya penyesuaian dengan umur mereka.
Terlebih untuk anak-anak usia dini 3-4 tahun yang mana umur mereka adalah umur untuk bermain, maka memang cara belajar mengajak anak usia dini ini tidak boleh disamakan dengan murid-murid lain yang usianya di atas mereka. Apa saja tahapan-tahapan dalam belajar mengaji anak usia dini? berikut beberapa tahapnya
1. Kenalkan Huruf Hijaiyyah Melalui Nadhom atau Nyanyian yang Riang
Huruf hijaiyyah sebagai pembelajaran dasar untuk belajar Qur'an perlu dikenalkan dengan cara yang berbeda dari biasanya. Untuk anak usia dini, mengenalkan huruf hijaiyyah ini bisa dengan dinyanyikan dengan nada yang riang atau ceria.
Banyak lagam yang bisa dipakai untuk mengenalkan huruf hijaiyyah melalui lagu. Teman-teman yang tahu Ipin Upin pastinya ingat di salah satu episode nya yang memperkenalkan huruf hijaiiyah dengan lagu. Nah, itu bisa juga dijadikan referensi.
2. Pakai Alat Bantu Belajar Mengaji Lain yang Atraktif Selain Buku Iqro
Selain buku Iqro yang menjadi sumber utama, para pengajar dapat menggunakan media lain yang bisa membantu perkembangan mengaji mereka dengan suasana yang ceria. Seperti buku tulis dan buku mewarnai yang mempunyai tema huruf hijaiyyah.
Penggunaan media lain seperti buku mewarnai huruf hjaiyyah ini bertujuan untuk menghindari rasa bosan anak-anak usia dini ketika sedang belajar dasar Qur'an melalui Iqro. Teknis penggunaan media lain selain Iqro ini bisa dilakukan sebelum mengaji Iqro atau sesudahnya.
3. Manfaatkan Teknologi untuk Membantu Proses Belajar Mengaji Agar Lebih Variatif
Di zaman yang serba modern seperti sekarang ini teknologi juga dapat dimaksimalkan untuk membantu proses belajar mengaji. Banyak contoh teknologi yang bisa diadaptasi untuk dimanfaatkan dalam belajar mengaji.
Beberapa contoh pemanfaatan teknologi untuk mengaji seperti yang sederhana adalah pemanfaatan Youtube untuk mencari referensi pengenalan huruf hijaiyyah. Di sana ada banyak variasi lagu-lagu huruf hijaiyyah yang bisa ditontonkan kepada anak-anak untuk memperkaya referensi.
Saat ini juga banyak aplikasi-aplikasi, baik di Android maupun iOS yang menawarkan cara belajar Qur'an dasar dengan cara yang interaktif. Ini juga bisa dipertimbangkan untuk bisa digunakan dalam mengenalkan Qur'an dengan pemaksimalan teknologi.
4. Percaya dengan Kemampuan Anak dalam Mempelajari Qur'an
Anak usia dini pada kisaran 3-4 tahun dikenal dengan usia tahap initiative and guilt dalam dunia psikologi. Tahap initiative ini dikenal dengan kemampuan mereka melakukan sesuatu, bahkan secara mandiri. Jadi para pengajar atau orang tua yang mengajarkan mereka mengaji harus memberikan kepercayaan bahwa mereka pasti bisa. Jangan sekali-kali underestimate dengan kemampuan mereka hanya berdasar usianya yang masih dini.
Dengan kemampuan mereka dalam melakukan sesuatu, bukan berarti tidak ada yang salah dalam prosesnya. Maka ada tahapan guilt yang berarti ketika anak salah dalam belajar mengaji, tugas guru adalah meluruskannya dan memberitahu dengan lembut letak kesalahannya untuk diperbaiki. Jika seorang pengajar tidak memperbaiki atau mentoleransi kesalahan ini akan berdampak pada perkembangan anak yang sulit memecahkan masalah di masa perkembangan selanjutnya.
Mengapa Anak Usia Dini Perlu Diajarkan Qur'an Semenjak Dini?
Mungkin ada yang bertanya, pada umur berapa sebaiknya anak dikenalkan dan diajarkan dengan Al-Qur'an dasar seperti Iqro? Jawabannya bisa sedini mungkin. Tetapi yang harus dipahami adalah caranya yang harus menyesuaikan dengan tahapan usia masing-masing.
Yang paling penting, baik mengaji untuk orang dewasa maupun anak usia dini adalah konsep atau kurikulum yang digunakan dalam proses pembelajarannya.
Orang tua yang akan mengirimkan anak usia dini belajar ke Taman Pendidikan Al-Qur'an harus tahu dulu pola pengajaran di TPA tersebut. Yakinkan di lembaga tersebut kurikulum yang digunakan tersedia untuk anak usia dini. Jangan sampai memilih lembaga yang tidak sesuai dengan peruntukannya karena dikhawatirkan berdampak pada malapraktik pengajaran.
Orang tua yang berniat untuk mengajarkan sendiri kepada anak-anak mereka, yakinkan sudah memiliki hal-hal dasar tentang cara mengajar mengaji pemula untuk anak usia dini. Jika belum, maka belum telat untuk mencari informasi dan belajar terlebih dahulu tentang pola belajar mengaji anak usia dini ini.
Jika orang tua mempunyai kemampuan untuk mengajarkan Qur'an secara langsung kepada anak-anak, maka hal tersebut akan sangat lebih baik dibandingkan dengan mengirimkan mereka ke TPA. Karena dalam Islam, orang tua disebutkan sebagai sekolah utama bagi anak-anaknya. Mereka akan mempunyai pengalaman belajar pertama terbaik dengan orang tua yang paham tata cara mengajarkan Qur'an.
Demikian informasi hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar mengaji anak usia dini. Semoga bermanfaat dan semoga anak-anak mendapat pengalaman belajar Qur'an yang menyenangkan sesuai tahapan usia mereka, baik dengan guru mengaji maupun dengan orangtuanya.
Harus banget ya, menggunakan cara terbaik untuk mengajarkan ilmu agama terutama soal dasar mengenal Quran melalui Iqro, bagi anak-anak. Semoga bisa jadi bekal untuk masa depannya
BalasHapusIya, Mas Wakhid, sepakat.
HapusAamiin. Semoga anak-anak tumbuh dengan Qur'an sehingga bisa menjadi pembimbing dalam hidupnya