Guru termasuk profesi yang berpotensi memiliki tingkat stres yang tinggi.
Benarkah menjadi seorang guru sangat berpotensi untuk stres? Apa saja faktor penyebab stres kerja pada guru? Pada tulisan kali ini kita akan membahas tema ini seraya tetap berharap ada perbaikan sistem yang berpihak pada orang-orang yang memilih hidupnya mengabdi menjadi guru untuk mendidik dan mengajar anak bangsa sehingga para guru terbebas dari tekanan dan stres yang mengakibatkan tidak maksimalnya proses belajar mengajar.
Faktor Penyebab Stres Kerja pada Guru yang Menyebabkan Kinerja Tidak Maksimal
Pada perayaan ke-78 Persatuan Guru Republik Indonesia atau PGRI, Presiden Joko Widodo menyampaikan hasil riset yang menyatakan bahwa profesi guru adalah profesi yang sangat rentan akan stres dibandingkan dengan profesi-profesi lainnya. Pernyataan Presiden ini berdasarkan hasil survey pada tahun 2022 dari lembaga riset Amerika Serikat, Rand Corporation yang didanai oleh National Education Asociation (NEA) dan American Federation of Teachers (AFT).
Menjadi guru itu bukan pekerjaan yang ringan. Menurut lembaga riset internasional, RAND Corporation, 2022, saya kaget juga setelah membaca bahwa tingkat stres guru itu lebih tinggi dari pekerjaan yang lain
~Presiden Joko Widodo
Mengajar memang tak hanya tentang formalitas menyampaikan materi ajar kepada anak-anak di kelas, tetapi banyak aspek lain dalam pekerjaan mengajar yang harus dilakukan oleh seorang guru. Aspek-aspek pelengkap dalam pekerjaan guru ini tidak mustahil akan menjadi faktor penyebab stres kerja pada guru jika dalam pelaksanaannya terdapat ketidaksesuaian dengan kondisi ideal seharusnya.
Berdasarkan pengalaman mengajar, berikut beberapa hal yang bisa menjadi faktor penyebab stres kerja pada guru
1. Administrasi Guru yang Sangat Banyak
Sewaktu kurikulum sebelumnya, guru harus menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP untuk 1 kali pertemuan sebanyak belasan lembar. Ini baru 1 RPP, belum ditambah administrasi guru lainnya yang memang sangat luar biasa banyak.
Di kurikulum merdeka saat ini ada penyederhanaan RPP yang bisa hanya menjadi 1 lembar saja. Tentu ini lebih meringankan beban kerja para guru. Tapi bagaimana dengan administrasi lainnya? Tetap banyak mengantre untuk dikerjakan.
Jadi teringat dengan cerita salah satu tokoh pendidikan di Indonesia yang dikenal dengan nama Guru Gembul. Ia pernah menceritakan, ada guru yang diberi gelar guru terbaik oleh satu instansi. Padahal pada kenyataannya murid-murid di sekolahnya mengatakan guru ini jarang sekali masuk ke kelas untuk mengajar. Ternyata rahasia untuk menjadi guru terbaiknya ini karena sang guru mempunyai administrasi keguruan yang lengkap dan ini pula yang menyebabkan ia jarang masuk ke kelas, karena harus mengerjakan administrasi yang seabreg. Entah itu cerita fiksi atau nyata, tapi memang realitanya guru-guru sangat dibebani dengan administrasi yang tidak sedikit.
Pengalaman sewaktu proses akreditasi, ketika Asesor akan menilai administrasi guru, tim dari sekolah menyiapkan semua administrasi yang dimiliki guru dan terlihatlah tumpukan-tumpukan administrasi guru yang menggunung. Ini membuktikan memang jumlah administrasi guru ini sangat banyak sekali dan tentu saja bisa jadi faktor penyebab stres kerja pada guru.
2. Pungli di Dunia Pendidikan
Pungli di dunia pendidikan adalah cerita lama yang terus ada sampai sekarang karena memang tak pernah hilang-hilang atau tak diberantas dengan serius. Banyak sekali contoh dalam kehidupan para guru tentang adanya pungutan liar ini.
Contoh sederhana adalah ketika guru-guru penerima tunjangan sertifikasi akan cair, ada oknum yang meminta pemberkasan dan harus membayar untuk ditandatangani terlebih dahulu. Ini sebelum cair lho. Padahal ihwal pencairan tunjangan sertifikasi ini sekarang dikelola oleh pusat, sehingga tidak ada kaitannya dengan kantor daerah. Tapi oknum yang mempunyai jabatan ini memang selalu menakut-nakuti para guru bahwa tunjangannya tidak akan cair jika tidak mengikuti prosedur yang ia buat.
Ini hanya secuil dari banyaknya kasus pungli pada para guru, bahkan untuk tunjangan yang belum cair seperti sertifikasi. Kalau sudah cair? Jangan ditanya, ada lagi itu pungutan dari oknum yang katanya untuk tim kantor sana yang membantu proses pencairannya. Astagfirullah.
3. Gajih Guru (Honorer) yang Kecil
Jika para guru ASN atau P3K sudah di posisi aman dalam hal masalah gaji dan tunjangan per bulannya, apa kabar dengan para guru honorer? Ah, ini bikin miris sih. Makanya salut dengan pengabdian para guru honorer ini dalam mencerdaskan anak bangsa.
Melihat honor rekan-rekan guru honorer, tiap bulannya mereka menerima gaji variatif sesuai jam mengajar. Ada yang menerima 300.000 sampai 600.000. Jika memiliki tugas tambahan seperti wali kelas atau pembina ekstrakurikuler, ada tunjangan tambahan di kisaran 100.000 sampai 200.000.
Yang miris lagi, gaji guru honorer ini ada memakai sistem jam masuk kelas. Masuk kelas dibayar, tak masuk kelas tak dibayar. Jadi kalau libur panjang seperti libur lebaran kemarin yang sampai 2 pekan, ya sudahlah tinggal setengahnya gaji yang diterima di bulan itu. Kalau guru ASN aman ya. Masuk tidak masuk kelas, libur tak libur, gaji utuh.
Kalau dihitung secara matematis, cukup kah honor guru honorer untuk hidup 1 bulan? tentu tidak! makanya rekan-rekan guru rata-rata mereka mencari sampingan selain mengajar, ada yang berjualan makanan, kerajinan, ngajar iqro, sampai membuka jasa les atau privat.
4. Lingkungan Kerja yang Tak Nyaman
Faktor penyebab stres kerja pada guru lainnya adalah lingkungan kerja yang tak nyaman. Rasa tak nyaman ini bisa datang dari lingkungan sesama guru sendiri atau kepemimpinan kepala sekolah yang tak baik.
Bayangkan mengajar di sekolah yang sadar tak sadar ada sistem senioritas di kalangan gurunya sehingga menyusahkan guru-guru baru untuk beradaptasi, belum lagi Kepala Sekolah yang seharusnya jadi pengayom malah jarang kita lihat penampakannya di tempat kerja, sekalinya ada malah membuat suasana yang tidak nyaman dengan kehadirannya. Ada lingkungan sekolah seperti itu? dari pengalaman pribadi iya, sampai akhirnya harus memutuskan resign demi kewarasan diri untuk terhindar dari lingkungan seperti itu.
5. Degradasi Moral Pelajar
Ulah oknum sebagian pelajar yang tidak memiliki sopan santun kepada guru juga bisa jadi faktor penyebab stres kerja pada guru. Pembelajaran yang seharusnya berjalan lancar bisa jadi terganggu karena adanya siswa yang mengganggu dengan polah dan tingkahnya yang tidak sesuai etika kepada guru.
Tidak hanya guru yang terganggu dengan anak-anak yang mengalami penurunan moral ini, tetapi jika rentetan kejadiannya terjadi di kelas, tentu juga akan mengganggu teman-temannya yang lain sehingga mengganggu kondisi belajar di kelas mereka.
Dampak pada Pendidikan Jika Guru Mengalami Stres dengan Pekerjaannya
Akan banyak sekali dampak yang terjadi pada dunia pendidikan jika para guru mengalami stres dengan pekerjaan yang digelutinya. Muaranya pendidikan kita tidak akan maju-maju karena sang pendidiknya tidak dalam kondisi bak-baik saja.
Contoh beberapa dampak yang diakibatkan karena stres kerja pada guru antara lain
- Ide-ide baru dalam mengajar akan sulit ditemukan sehingga proses belajar mengajar akan berlangsung dengan situasi yang monoton dan membosankan
- Hilangnya gairah kerja pada guru
- Guru tidak dapat bersosialisasi dengan baik di lingkungan tempatnya bekerja
Dengan banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan dari stres kerja pada guru, akan sangat riskan sekali jika banyaknya masalah pada dunia pendidikan kita ini tidak diselesai-selesaikan. Dunia pendidikan kita akan jalan di tempat atau bahkan tertinggal jauh dari pendidikan di negeri orang.
Semoga dedikasi para guru honorer ini bisa berbanding lurus dengan perhatian pemerintah untuk lebih memperhatikan posisi guru. Juga untuk para pemilik yayasan pendidikan yang mempekerjakan guru honorer, semoga juga para guru ini bisa diberi kesejahteraan yang seharusnya mereka terima sesuai dengan pengabdian mereka pada dunia pendidikan.
Semoga rekan-rekan guru, terutama guru honorer bisa terhindar dari faktor penyebab stres kerja pada guru sehingga fokus para guru profesional untuk mendidik dan mengajar para siswa di sekolah dapat berjalan dengan baik. Sehat dan waras selalu, ya, para guru.
Stressnya guru ini sangat dirasakan oleh suami saya juga. Bahkan dengan kurikulum baru sekarang, sudah jadi rahasia umum, kalau guru itu banyak mengerjakan tugas sementara tugas utama mengajar terbengkalai
BalasHapusCan't agree more...
BalasHapusAku pernah jadi honorer dan gaji hanya 100rb wkwkw terus setelah nikah resign dan buka bisnis sendiri.
BalasHapusUntuk tugas administrasi kenapa gak ada karyawan khusus aja ya yg digaji ama negara?
Profesi guru setengahnya memang merupakan pengabdian. Akan tetapi, menurut saya tugas administratif hendaknya jangan lagi dibebankan kepada guru. Guru harusnya fokus saja mengajar dan mendidik para siswa.
BalasHapuskompleks memang pembahasan tentang guru di negara kita. padahal guru itu ibarat tonggak pendidikan. sayangnya kesejahteraan guru masih dinomor sekiankan.
BalasHapussetidaknya 1/3 hari anak dihabiskan dengan guru, nah apa yang mereka sampaikan menjadi penentu anak ini akan menyerap apa semasa belianya, akan menjadi apa mereka kelak dewasanya. semoga kita bisa bersama-sama menyuarakan tentang pentingnya kualitas kehidupan guru
banyak sekali tantangan menjadi guru saat ini, dari mulai tuntutan administrasi, menghadapi karakter siswa ala gen Z yang bermacam-macam. Belum lagi gaji yang tidak proporsional, duh kompleks sekali dunia pendidikan Kita.
BalasHapusGuru adalah profesi yang menguras pikiran dan stress yang tinggi karena beban tanggung jawab yang besar.
BalasHapusAda banyak catatan penting mengenai pendidikan kita di negeri ini. Salah satunya administrasi guru yang seharusnya dikurangi, dan guru yang diberikan motivasi agar lebih banyak membaca buku. Membaca buku bisa memberikan mereka semangat untuk jalankan metode pendidikan yang lebih asik lagi.
BalasHapusSayangnya, gaji mereka, terlebih tenaga honor seringkali bercanda.
Guru memang berat tanggung jawabnya. Apalagi zaman now, mendidik murid Dari generasi Z sampai Alpha rasanya banyak tantangan. Semoga seluruh guru di Indonesia diberi kemudahan dalam mengemban amanah sebagai tenaga pendidik
BalasHapusbaca postingan ini aku jadi sedih. kmrn juga ada salah satu temen cerita. dia baru jadi guru di sekolah swasta. dan bener aja emang ribet banget administrasinya. kayak, waktunya jadi habis buat ngurus hal2 yang kurang sesuai sama tugas utamanya. semoga guru-guru tetap sehat jiwa raga
BalasHapus