Pondok pesantren menjadi salah satu lembaga pendidikan yang saat ini menjadi salah satu referensi untuk para orang tua dalam memberikan akses pendidikan untuk anak-anaknya. Harapannya tentu saja sang anak supaya lebih paham tentang agama dengan banyaknya pendidikan agama yang diajarkan di pesantren. Namun sudah tahukah para orang tua dengan metode pembelajaran pondok pesantren yang akan diterima oleh anak ketika menjadi santri?.
Pondok pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan tentunya memiliki kurikulum tersendiri dalam menjalankan proses pendidikannya, termasuk juga metode pembelajaran di dalamnya, pesantren tentunya memiliki keunikan dalam cara menyampaikan setiap materi keilmuan untuk para santrinya. Apa sajakah metode pembelajaran yang digunakan banyak pesantren di Indonesia? kali ini kita akan membahas tema tersebut dan mudah-mudahan bisa menjadi referensi untuk setiap orang tua atau para calon santri yang akan menimba ilmu di pondok pesantren.
Metode Pembelajaran Pondok Pesantren yang Banyak Diberlakukan di Indonesia
Pesantren telah lama hadir di Indonesia sebagai salah satu alternatif pilihan pendidikan untuk tempat menuntut ilmu. Kini pesantren semakin banyak dipilih oleh para orang tua sebagai tempat untuk belajar anak-anaknya dengan harapan bisa lebih paham tentang agama dan mempunyai pondasi yang kuat dengan pengetahuan agama ini terlebih di zaman sekarang.
Dalam mendidik para santri, pesantren mempunyai tradisi metode pembelajaran yang sudah diberlakukan turun temurun dari pesantren zaman dahulu, khususnya di pesantren salafi atau pesantren tradisional. Saat ini banyak juga pesantren modern yang mempunyai metode-metode terbaru dalam pembelajarannya, tetapi metode pembelajaran pondok pesantren gaya lama pun masih banyak dipertahankan dan digunakan di banyak pesantren, baik pesantren modern maupun tradisional.
Berikut 5 metode pembelajaran pondok pesantren dalam proses mendidik para santri
1. Sorogan
Metode pembelajaran pertama di pesantren yang akan kita bahas adalah sorogan. Sorogan adalah sistem belajar perorangan, di mana satu santri akan belajar ke satu guru. Istilah lain dari metode sorogan bisa disebut juga dengan metode individual.
Metode sorogan juga seperti belajar private, karena 1 santri akan belajar dengan 1 guru atau ustadz. Kesempatan untuk mengaji sorogan adalah kesempatan emas karena santri dapat belajar, berkomunikasi, dan bertanya secara lebih intensif pada materi yang sedang dipelajarinya.
Dengan sangat baiknya efektivitas metode sorogan ini para santri sejatinya dapa memanfaatkan kesempatan belajar dengan cara ini. Untuk itu para santri memang harus memiliki jiwa yang disiplin, rajin, taat dan juga sabar dalam setiap proses pembelajaran di pesantren, termasuk dalam mengikuti pembelajaran dengan metode sorogan ini.
2. Bandongan
Bandongan adalah sistem belajar dengan 1 ustadz yang membaca, menerjemahkan, dan menerangkan materi dari satu buku atau kitab yang majelis atau kelasnya diikuti oleh seluruh santri. Santri yang mengikuti kelas bandongan biasanya membawa kitab atau buku yang sedang dikaji oleh ustadznya, kemudian mereka akan membuat 'logat' atau catatan-catatan penting dari setiap penjelasan sang ustadz untuk bahan muthola'ah atau pembelajaran nantinya.
Istilah Bandongan ini juga dikenal dengan istilah Weton di beberapa pesantren di Jawa. Kalau di banyak pesantren di tanah Sunda, metode pembelajaran Bandongan ini juga dikenal dengan istilah Balagan.
3. Tahfiz
Metode Tahfiz dikenal juga dengan metode hafalan. Biasanya metode ini dikenal di pesantren khusus hafalan atau pesantren tahfidz Qur'an, padahal metode ini juga digunakan di pesantren pada umumnya yang juga mengkaji kitab-kitab kuning.
Biasanya di banyak pesantren diberlakukan metode tahfiz ini untuk menghafal beberapa kitab seperti Alfiyah, Imrithi, atau Jazariyyah. Di pesantren salafi tradisional, metode tahfidz ini biasanya juga menggunakan nadom atau nada dalam menghafalnya untuk memudahkan santri dalam mengingat hafalan.
Selain dinamai metode Tahfidz, di beberapa pesantren di Jawa Barat seperti di Pondok Pesantren Daarul Ihsan Sukabumi, metode ini juga dikenal dengan istilah nakrir.
4. Pasaran
Istilah pasaran dikenal di banyak pesantren di Jawa Barat. Metode pembelajaran pondok pesantren ini diberlakukan khusus pada bulan Ramadan.
Sistem pengajian pasaran adalah program khusus menamatkan beberapa kitab dalam waktu 1 bulan, khusus di bulan Ramadan. Jadi pengajian ini di berlakukan dari awal Ramadan sampai sebelum kepulangan santri pada libur Idulfitri atau lebaran. Pada pengajian pasaran ini biasanya metode yang digunakan adalah metode Bandongan.
5. Muhadhoroh
Untuk melatih publik speaking para santri, pesantren juga mempunyai metode pembelajaran muhadhoroh atau dikenal juga dengan latihan dakwah. Sistem muhadhoroh ini biasanya dilakukan secara berkala 1 minggu sekali atau 1 bulan sekali tergantung kebijakan di pesantren masing-masing.
Setiap periodenya akan ditunjuk para santri untuk bertugas bergantian mulai dari pembawa acara, sambutan, pidato, sampai pembacaan doa penutup. Santri yang ditunjuk akan tampil di hadapan santri lain untuk belajar berbicara dan juga melatih mental mereka agar siap kelak ketika terjun di masyarakat.
Di banyak pesantren modern, metode muhadhoroh ini bahkan dimodifikasi dengan tampilnya para santri menggunakan ragam bahasa dalam setiap penampilan mereka. Bahasa luar yang lumrah digunakan di muhadhoroh pesantren modern adalah Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.
Bagaimana Dengan Sistem Pembelajaran di Pesantren?
Pada dasarnya sistem pembelajaran di pesantren saat ini terbagi dua menjadi sistem pembelajaran klasikal dan pembelajaran non klasikal. Sistem pembelajaran klasikal banyak digunakan oleh pesantren konvergensi atau semi modern dan modern, sedangkan pembelajaran non klasikal dipergunakan oleh banyak pesantren tradisional.
Sistem pembelajaran non klasikal adalah sistem pembelajaran dengan metode pembelajan pondok pesantren yang sudah kita bahas mulai dari sorogan, wetonan, sampai pasaran. Sistem non klasikal ini banyak diaplikasikan di pesantren-pesantren salafi tradisonal.
Sistem pembelajaran klasikal adalah sistem pembelajaran pesantren formalistik di mana pesantren sudah bermetamorfosa menjadi pesantren konvergensi dan atau modern yang mana pesantren membuka sekolah atau madrasah formal baik di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama.
Dengan adanya dua jenis sistem pembelajaran ini lalu dikenal lah pesantren di Indonesia dengan adanya istilah pesantren modern dan pesantren tradisional. Lalu para orang tua lebih memilih mana di antara kedua sistem pembelajaran di pesantren ini untuk sang buah hati? Kalau secara pribadi menilai, kedua sistem pembelajaran ini sama baiknya, semua kembali pada pilihan masing-masing, apakah akan memilih metode pembelajaran pondok pesantren non klasikal di pesantren tradisional atau klasikal di pesantren konvergensi dan pesantren modern.
Posting Komentar
Posting Komentar