Ilmu kalam mulai berkembang pada zaman Nabi hingga saat ini. Dasar pembahasan ilmu kalam meluas dari yang asalnya berdasar pada landasan teoritis saja, kemudian merambah pada aspek sudut pandang pemikiran dan lgika.
Kata kunci dalam ruang lingkup pembahasan ilmu kalam adalah penggunaan dalil aqli dan dalil naqli. Dalil aqli adalah argumentasi dengan menggunakan logika, sedangkan dalil naqli adalah landasan teoritis dari sumber yang dapat dipercaya kebenarannya.
Dasar Pembahasan Ilmu Kalam
Para ulama mempunyai pendapat masing-masing tentang makna ilmu kalam. Namun dari semua sudut pandang kita bisa menarik kesimpulan bahwa definisi ilmu kalam adalah ilmu yang membahas cara berpikir dengan menggunakan logika yang rasional.
Setelah memahami makna dan juga sejarah lahirnya ilmu kalam, tahapan selanjutnya adalah mempelajari apa saja dasar yang digunakan dalam pembahasan ilmu kalam. Tahapan ini penting agar kita sebagai pembelajar tidak keluar koridor dari ruang lingkup yang telah disepakati para ulama.
1. Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah landasan utama yang digunakan dalam proses pembelajaran keilmuan dalam agama Islam. Al-Qur'an sendiri termasuk dalam kategori dalil naqli yang digunakan dalam pembahasan ilmu kalam.
Dalam Al-Qur'an banyak surat dan ayat yang menjadi pembahasan dalam ilmu kalam. Contoh ayat-ayat yang menjadi pembahasan dalam ilmu kalam contohnya seperti masalah-masalah ketuhanan, aqidah imaniah, bahkan sampai ilmu pengetahuan alam.
Contoh ayat Qur'an yang dibahas dalam ruang lingkup ilmu kalam seperti ayat 59 dalam surat Al-Furqon yang mempunyai arti:
(Allah) yang menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa. Kemudian, Dia berkuasa atas ʻArasy. (Dialah) Yang Maha Pengasih. Tanyakanlah (wahai Nabi Muhammad) tentang Dia (Allah) kepada Yang Maha Mengetahui (Allah)
Dalam ayat tersebut ada pembahasan tentang ilmu alam yang membahas tentang proses penciptaan alam semesta dan kata kunci pembahasan dalam ilmu kalam salah satunya tertuju pada lama proses penciptaannya disebutkan selama 6 masa. Pemahaman 6 masa inilah yang menjadi konsentrasi pembahasan dalam ilmu kalam yang kemudian disinkronkan dengan dalil naqli atau hasil pemikiran secara logika dan filsafat.
2. Hadist
Dasar pembahasan ilmu kalam setelah Al-qur'an adalah hadist. Hadist sendiri secara bahasa dimaknai sebagai perkataan atau ucapan, sedangkan secara terminologi diartikan adalah segala ucapan dan dan perilaku dari Nabi Muhammad Saw.
Banyak referensi hadist yang menjadi referensi dasar dalam pembahasan ilmu kalam. Di antara sekian banyak hadist tersebut adalah hadist Nabi yang membicarakan masalah-masalah Islam, iman, dan ihsan.
3. Pemikiran Manusia
Ayat Al-Qur'an terdiri dari ayat-ayat muhkamat dan mutasyabihat. Ayat muhkamat adalah ayat-ayat yang sudah jelas dan mudah untuk dipahami, sedangkan ayat mutasyabihat adalah ayat yang masih samar maksudnya sehingga membutuhkan pemikiran untuk dapat memahaminya.
Adanya ayat mutasyabihat ini memantik umat untuk memberdayakan akal pikirannya. Dalam Al-Qur'an sendiri memang banyak ayat-ayat yang di mana Allah memerintahkan manusia untuk berfikir menggunakan akalnya dengan maksimal dan bijak dalam memahami setiap fenomena.
Salah satu ayat yang membeicarakan keharusan manusia untuk berfikir adalah dalam surat An-Nahl ayat 17.
Maka, apakah (Zat) yang (dapat) menciptakan (sesuatu) sama dengan yang tidak (dapat) menciptakan? Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?
Ayat terakhir dalam ayat 17 di surat An-Nahl di atas jelas adalah pancingan untuk kita berfikir tentang fenomena yang disebutkan di penggalan ayat sebelumnya. Penggunaan akal pemikiran dalam proses belajar ilmu kalam ini termasuk ke dalam kategori dalil naqli atau dalil argumentasi.
4. Insting
Dalam ruang lingkup pembahasan ilmu kalam, insting termasuk ke dalam dasar yang juga digunakan. Kenapa insting bisa dimasukkan ke dalam dasar pembahasan ilmu kalam? Ini karena secara naluriah manusia selalu memiliki kecenderungan ingin bertuhan dan kita tahu bahwa masalah teologi ini masuk ke dalam pembahasan ilmu kalam.
Ciri Utama Pembahasan Ilmu Kalam
Dari semua dasar pembahasan ilmu kalam baik dari sudut pandang dalil naqli maupun aqli, keduanya mempunyai ciri utama rasionalitas atau logika. Dari sini kita paham bahwa memang ilmu kalam adalah ilmu yang membahas pembicaraan yang bernalar dengan menggunakan logika.
Ilmu kalam hadir mensinkronkan antara data tekstual dengan akal pikiran. Pada akhirnya dengan menyatukan dalil naqli dan aqli kita akan memahami bahwa Qur'an dan hadist sebagai dalil naqli dalam dasar pembahasan ilmu kalam di Islam tidak pernah bertentangan dengan dalil aqli atau akal pikiran. Sebaliknya, pembuktian naqli menggunakan dalil aqli akan semakin menguatkan kita akan akidah imani kepada Allah SWT sebagai Sang Maha dalam segalanya.
Posting Komentar
Posting Komentar