Pembagian Tasawuf yang Harus Dipahami

3 komentar
pembagian tasawuf

Ilmu tasawuf memiliki beberapa cabang sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Setidaknya ada 3 pembagian tasawuf  mulai dari tasawuf akhlaki, amali, dan falsafi.

Pada tulisan kali ini kita akan membahas satu per satu macam-macam ilmu tasawuf dan mudah-mudahan bisa memberikan pencerahan kepada teman-teman yang sedang mempelajari bidang ilmu tasawuf ini.

3 Pembagian Ilmu Tasawuf

Sebelum mempelajari lebih lanjut hal-hal yang berhubungan ilmu tasawuf, ada baiknya kita mempelajarinya terlebih dahulu mulai dari materi dasar seperti memulainya dari definisi tasawuf. Hal ini penting agar dapat memahami ilmu tasawuf secara menyeluruh dan berunut.

Selanjutnya aspek lain yang dapat kita pelajari dalam ilmu tasawuf ini adalah tentang pembagiannya. Pembagian ilmu tasawuf ada 3 dan kita akan membahasnya satu demi satu untuk dapat memahaminya

1. Tasawuf Akhlaki

Sesuai namanya, tasawuf akhlaki adalah tasawuf yang menitikberatkan pada perbaikan akhlak atau nilai-nilai moral yang baik. 

Tasawuf akhlaki mempunyai doktrin bahwa kesempurnaan dan kesucian jiwa dapat diformulasikan dengan manajemen sikap mental dan juga disiplin tingkah laku yang ketat untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki. Dengan kata lain tasawuf akhlaki berkonsentrasi pada upaya-upaya untuk menghindarkan diri dari akhlak tercela serta berikhtiar maksimal untuk memiliki akhlak yang baik atau terpuji.

Konsep pada tasawuf akhlaki berdasarkan pemahaman bahwa manusia memiliki potensi untuk menjadi baik maupun menjadi buruk, hal ini karena dalam diri manusia ada akal dan hati yang bisa menuntun pada kebaikan, tetapi juga memiliki hawa nafsu yang jika tidak terkontrol dapat menjadi potensi untuk membuat manusia menjadi buruk.

Tokoh sufi yang terkenal di kalangan tasawuf akhlaki antara lain Hasan Al-Basri, Al-Muhasibi, Ibnu Athoilah, Imam Gazali, dan Abdul Qodir Zailani.

Tahapan dalam belajar tasawuf akhlaki melewati beberapa fase, di antaranya:

Takhalli

Takhalli adalah ikhtiar dalam mengosongkan diri dalam hal perilaku-perilaku tercela. Salah satu contoh perilaku tercela yang sangat dijauhi oleh orang-orang yang belajar ilmu tasawuf adalah menjauhi hubbuddunya atau mencintai keduniawian atau harta benda secara berlebihan.

Tahalli

Tahalli yaitu ikhtiar dalam mengisi diri dengan perilaku-perilaku yang terpuji. Proses tahalli dilakukan setelah melalui tahapan takhalli terlebih dahulu. Tahalli dilakukan baik dengan ibadah ritual seperti salat, puasa, dan zakat, juga hal-hal yang berhubungan dengan hal internal seperti peningkatan keimanan, kecintaan, dan rasa cinta pada Sang Maha Pencipta.

Tajalli

Tajalli adalah proses tersingkapnya nur gaib. Tajalli akan diperoleh setelah benar-benar bisa melaksanakan takhalli dan tahalli. Proses tajalli ini akan menumbuhkan rasa rindu kepada Allah dengan pembiasaan secara sadar dan juga rasa cinta pada Allah.

 2. Tasawuf Amali

macam-macam ilmu tasawuf

Tasawuf amali adalah tasawuf yang mengutamakan rutinitas beribadah untuk memperoleh penghayatan spiritual dalam melaksanakan ibadah. Tokoh yang terkenal dalam melaksanakan praktik tasawuf amali adalah Rabia'ah Al-adawiyah dan Dzun Nun Al-Misri.

Tahapan-tahapan dalam belajar ilmu tasawuf Amali antara lain:

Syari'at

Syari'at yaitu kumpulan hukum formal yang menjadi sandaran amalan dzohir dalam ajaran agama Islam yang tertera dalam Qur'an dan Hadist. langkah penting ini perlu ditempuh karena tidak akan berhasil orang yang belajar ilmu tasawuf amali untuk mencapai ilmu batin tanpa mengerjakan amalan lahiriyah.

Thoriqot

Dalam dunia tasawuf amali thoriqot dikenal sebagai perangkat-perangkat moral yang nantinya akan menjadi semacam pegangan orang-orang yang sedang belajar ilmu tasawuf. Fungsi lain dari thoriqot ini juga sebagai metode dalam mengarahkan jiwa dan moral manusia.

Hakikat

Hakikat dapat diartikan sebagai aspek batin yang mendalam dari setiap amal perbuatan manusia atau dengan kata lain hakikat adalah inti dan rahasia dari syariat yang mana syariat ini adalah tujuan utama dalam perjalanan menuju Sang Khalik.

Ma'rifat

Ma'rifat adalah pengalaman atau pengetahuan jika diartikan secara etimologi. Dalam versi terminologi Ma'rifat ini adalah pengenalan langsung tentang zat Tuhan melalui hati sanubari sebagai hasil atau hikmah dari pengamalan ilmu hakikat.

3. Tasawuf Falsafi

tasawuf falsafi

Tasawuf falsafi adalah jenis tasawuf yang paling beda karena jenis ini berkonsentrasi pada masalah-masalah metafisik, yaitu masalah-masalah yang membutuhkan pemikiran mendalam. Saking mendalamnya pemikiran ahli sufi di tasawuf falsafi banyak orang awam yang susah memahami istilah-istilah yang keluar dari mulut mereka, sehingga otomatis hanya kalangan mereka sendiri yang memahaminya. Tokoh-tokoh yang termasuk dalam tasawuf falsafi ini lumayan banyak juga seperti Abu Yazid Al-Bustomi, Abnu Arabi, Suhrawardi, sampai Al-Hallaj.

Istilah sulit atau samar yang sering kali keluar dari para ahli tasawuf falsafi dikenal dengan istilah syathahat yang artinya ungkapan yang sulit dipahami yang sering juga mengakibatkan kesalahpahaman. Beberapa istilah syathahat dalam tasawuf falsafi antara lain:

Hulul

Hulul adalah istilah dalam tasaswuf falsafi yang bermakna keyakinan terjadinya kesatuan antara kholik (Sang Pencipta) dengan makhluk (yang diciptakan). Penggagas istilah ini adalah Al-Halaj. Ia menjelaskan bahwa Tuhan dapat menempati dan memilih tubuh manusia untuk ditempati apabila manusia dapat menghilangkan sifat kemanusiaannya. Jelas konsep ini sangat tidak dipahami oleh masyarakat secara umum, bahkan banyak yang mengatakan bahwa perkataan seperti Al-Halaj seperti itu sesat dan menyesatkan.

Wahdah Al-Wujud

Makna Wahdah Al-Wujud dalam tasawuf falsafi adalah paham yang mengatakan bahwa manusia dapat bersatu dengan Tuhan , tetapi bersatunya ini bukan dengan Zat Tuhan secara langsung, tetapi melalui sifat-sifat Tuhan yang memancar pada manusia.

Ittihad

Istilah Ittihad dikenalkan oleh tokoh tasawuf falsafi Abu Yazid Al-Busthomi yang mengatakan bahwa manusia adalah pancaran dari cahaya Tuhan, dengan kata lain bahwa manusia dapat menyatu dengan Tuhan. Setali tiga uang dengan hulul dan wahdah al-wujud, istilah ittihad juga banyak menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat karena dianggap sangat membingungkan dan sulit dipahami. 

Jika Bisa Memilih, Pembagian tasawuf yang Mana yang Cocok Dengan Kalian?

Adanya fakta bahwa tasawuf ternyata tidak satu jenis tidaklah harus kita bingungkan. Jika teman-teman ingin mempelajari dunia tasawuf dan belajar mempraktikannya, maka pilihlah sesuai kata hati atau minta pendapat kepada guru kita, mana kira-kira yang cocok dengan kebutuhan kita. Salah satu indikasi memilih jenis tasawuf yang akan dipelajari adalah mana tasawuf yang akan lebih mendekatkan diri kita kepada Allah dengan sekemampuan kita.

Yang juga penting dalam mempelajari tasawuf jenis apapun, sebaiknya jangan mempelajarinya secara mendalam secara otodidak atau sendiri saja, tetapi alangkah baiknya dibimbing oleh seorang guru terpercaya yang akan mengarahkan kita sesuai ilmunya. Semoga teman-teman yang akan atau sedang mempelajari ilmu tasawuf dan pembagian tasawuf ini bisa mencapai tujuan akhir seperti tujuan dari ilmu tasawuf itu sendiri yaitu mendekatkan diri pada Sang Pencipta, Allah yang Maha Kuasa.

Related Posts

3 komentar

  1. Banyak juga ya macam2 tasawuf. Informasi bermanfaat untuk yang mau lebih mendekatkan diri kita kepada Allah melalui tasawuf. Teliti sebelum memilih.

    BalasHapus
  2. Saya mempelajari tasawuf itu dari baca bukunya Hamka yang judulnya Tasawuf Modern. Ilmu dalam islam itu luaaas sekali yaaa...salah satunya ya tasawuf ini sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah.

    BalasHapus
  3. saya malah baru tau ini tentang tasawuf

    BalasHapus

Posting Komentar