Pada tulisan kali ini kita akan membahas tema sumber-sumber ilmu tasawuf yang mana dalam proses pembelajarannya sumber-sumber ini menjadi pegangan bagi para pembelajar dalam mendalami ilmu tasawuf. Setidaknya ada delapan rujukan yang dijadikan sumber dalam mempelajari ilmu tasawuf yang akan kita bahas satu per satu kali ini.
Sumber-sumber Ajaran Tasawuf
Dalam mempelajari suatu ilmu jelas tidak boleh sembarangan, harus jelas sumber-sumber rujukan yang digunakan agar kita dapat mempertanggungjawabkan ilmu tersebut. Begitu pun dengan ilmu tasawuf, ilmu ini memiliki setidaknya delapan rujukan yang dijadikan sumber dalam mempelajarinya.
8 sumber yang dijadikan rujukan dalam ilmu tasawuf antara lain:
1. Al-Quran
Al-Qur'an yang diturunkan oleh Allah merupakan sumber utama dalam mempelajari ilmu tasawuf. Al-Qur'an dan Allah sendiri menjadi sumber ilham bagi para pembelajar tasawuf dalam mendapatkan secercah ilmu-Nya.
Beberapa cara yang digunakan para pembelajar tasawuf dengan menggunakan Qur'an adalah dengan cara membaca dan menganalisa isi kandungan Al-Qur'an itu sendiri. Cara lainnya adalah dengan merenungi Qur'an untuk mendapatkan hidayah dari Allah dengan bentuk pencerahan pemikiran dan keyakinan di hati yang pada akhirnya dimanifestasikan dalam bentuk amalan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk pengabdian kepada Sang Kholik.
2. Hadist
Hadist merupakan sumber kedua setelah Al-Qur'an dalam mempelajari ilmu tasawuf. Hadist yang merupakan perlambangan dari perkataan dan perbuatan Nabi menjadi sumber bagi para sufi dalam mendalami dan mengembangkan ilmu tasawuf.
Kepada Nabi Allah menurunkan wahyu-Nya sehingga Ia lah yang sangat paham dengan apa-apa yang Allah siratkan dalam setiap wahyunya dan Nabi memperjelas semua itu dalam hadist-hadistnya sehingga pada akhirnya menjadi referensi kedua setelah Qur'an dalam sumber tasawuf.
3. Pengalaman Sahabat
Selain Allah dan Rasullullah, para sufi juga menjadikan amalan para sahabat Nabi menjadi sumber rujukan dalam belajar ilmu tasawuf. Amalan para sahabat ini menjadi sumber ilmu tasawuf karena dianggap pengetahuan dan perbuatannya sebagai pengalaman spiritual yang dicontohkan dari Nabi langsung.
4. Ijma' Sufi
Ijma' sufi berarti kesepakatan para ahli tasawuf dalam menanggapi dan menghukumi suatu perkara. Hal ini merupakan salah satu esensi utama dalam mempelajari ilmu tasawuf setelah Qur'an, hadist, dan amalan sahabat Nabi.
5. Ijtihad Sufi
Ijtihad sufi juga merupakan salah satu sumber yang menjadi rujukan dalam belajar ilmu tasawuf. Ijtihad sendiri dapat dimaknai sebagai upaya mengeluarkan seluruh tenaga dan kemampuan pemikiran untuk mendapat simpulan dalam suatu perkara sehingga bisa dihukumi secara Islam berdasarkan Qur'an, hadist, dan ilmu lainnya yang berelasi dan tidak menyalahi kedua dasar sumber utamanya.
Para ahli sufi berijtihad dengan jalan ber-khalwat dan mengalami suatu pengalaman yang menjadi guru terbaik bagi mereka. Setelah itu para ahli sufi akan mengeluarkan pendapat ijtihadnya hasil dari pemikiran maksimal dari mereka.
6. Qiyas Sufi
Qiyas adalah menyamakan sesuatu yang tidak memiliki nash hukum dengan suatu perkara yang memiliki nash hukum berdasarkan pertimbangan beberapa kesamaan kemaslahatan yang diperhatikan dalam syariat Islam
Qiyas sufi merupakan salah satu metode yang menjadi penghantar para ahli tasawuf dalam berijtihad dengan cara mandiri ketika sedang tidak bersama dengan para jamaahnya.
7. Nurani Sufi
Para ahli tasawuf dianggap memiliki nurani yang tajam, oleh karena itu nurani mereka dianggap menjadi salah satu sumber rujukan dalam mempelajari ilmu tasawuf. Nurani sufi sering juga diistilahkan dengan firasat, atau radar batin sufi yang merupakan sebuah anugerah dari Allah kepada hamba-hamba pilihan-Nya karena aspek keikhlasan dan tawakalnya pada Allah dalam menjalankan segala bentuk ibadah dalam kehidupan sehari-harinya.
8. Amalan Sufi
Amalan sufi juga menjadi sumber lainnya dalam mempelajari ilmu tasawuf. Amalan sufi ini dianggap amalan terbaik orang-orang yang merindukan Allah karena kecintaan kepada-Nya.
Dalam memahami amalan sufi sering kali orang awam salah paham karena ketidakpahaman dengan polanya karena memang para ahli tasawuf memegang tradisi untuk menyembunyikan aspek nurani dan amalan mereka untuk menghindari kesalahpahaman di masyarakat.
Perbedaan sudut pandang dalam memahami amalan sufi karena mereka dalam perjalanan thoriqot-nya menggunakan dimensi batin yang meliputi unsur rohani, jiwa, dan esensi yang tersembunyi lainnya yang mana tidak semua orang dapat memahaminya.
Proses Mempelajari Ilmu Tasawuf
Ilmu tasawuf saat ini menjadi salah satu objek yang banyak diminati untuk dipelajari dan diamalkan. Ini terjadi karena banyak masyarakat yang sudah lelah dengan masalah keduniawian dan ingin mencari kedamaian hidup dengan mendekatkan diri pada Allah dengan cara mempraktikkan ilmu tasawuf dalam kehidupan sehari-hari.
Yang harus dipahami dalam belajar ilmu tasawuf adalah prosesnya sebaiknya dilakukan secara berunut atau bertahap dimulai dari belajar definisi ilmu tasawuf, jenis-jenis ilmu tasawuf, sampai pada sumber-sumber yang digunakan dalam mempelajarinya. Yang tak kalah pentingnya adalah dalam semua proses belajarnya harus didampingi oleh seorang guru agar dapat sesuai pada track-nya karena banyak kasus yang mempelajari tasawuf secara otodidak menjadi salah sasaran dengan tujuan awal dari tasawuf itu sendiri.
Demikian tulisan kali ini yang berfokus pada bahasan delapan sumber-sumber ajaran tasawuf yang menjadi rujukan para pembelajar yang sedang mendalami ilmu tasawuf. Semoga teman-teman yang akan atau sedang belajar dan mempraktikan ilmu tasawuf dapat sampai pada tujuan ilmu tasawuf itu sendiri yaitu dapat mendekatkan diri pada Allah dengan sedekat-dekatnya sehingga dapat merasakan kedamaian dan kebahagiaan secara hakiki. Aamiin ya robbal aalamiin.
Posting Komentar
Posting Komentar