Banyaknya contoh kasus bullying di sekolah dasar sepatutnya menjadi perhatian semua pihak agar tidak terjadi lagi di masa-masa yang akan datang. Hal ini yang sepertinya dipahami benar oleh sekolah tempat Si Sulung belajar. Di SD-nya lumayan sering sosialisasi tentang anti bullying untuk menghindari terjadinya kasus-kasus perundungan di sekolah.
2 Contoh Kasus Bullying di Sekolah Dasar yang Sempat Viral
Sekolah tak hanya dicukupi keberadaan fisiknya, tetapi lebih dari itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan harus bisa menjadi tempat yang aman bagi para pelajar yang menimba ilmu didalamnya, bukan sebaliknya, menjadi tempat yang mengancam keselamatan seperti terjadinya perundungan baik verbal maupun fisik.
Pada faktanya memang masih banyak contoh kasus bullying di sekolah dasar yang kita lihat informasinya di media sosial dan di portal berita. Sangat miris memang, betapa bullying ini sangat mengerikan dampaknya kepada para korban yang mengalaminya.
Ada banyak contoh kasus bullying di sekolah, termasuk sekolah dasar. Berikut beberapa contoh kasus bullying yang mudah-mudahan tidak terjadi lagi di masa-masa yang akan datang.
Bullying Verbal
Bullying verbal adalah bentuk perundungan dengan menggunakan kata-kata yang bersifat mengintimidasi atau juga melecehkan. Kata-kata yang digunakn dalam bullying verbal biasanya menyakitkan, merendahkan, bahkan mengancam dan menakut-nakuti.
Beberapa contoh kasus bullying di sekolah dasar dalam bentuk verbal seperti mengolok-ngolok, menuduh, mengejek, memfitnah, mempermalukan di depan umum, berkata kasar, menyebarkan rumor, berkomentar negatif tentang fisik, sampai cat calling pun termasuk di dalamnya.
Contoh kasus bullying di sekolah dasar dalam bentuk verbal ini sempat viral juga videonya di media sosial Tik Tok. Yang sangat miris dalam video yang dibagikan oleh akun @iam.omad ini pelakunya adalah seorang guru laki-laki pada muridnya sendiri.
Kejadiannya ketika sang guru menanyakan bekal apa yang dibawa oleh anak-anak untuk makan siang. Ketika salah seorang murid membuka wadah bekal makannya, tampaklah ulat sagu dalam wadah tersebut dan sontak menjadi bahan becandaan yang menjurus bullying dari gurunya tersebut sampai keluar kata-kata yang kurang pantas yang dikeluarkan oleh seorang pengajar.
Uler iki. Kebangetan, tahun 2023 kok lauknya masih ulet
Bullying Fisik
Selain perundungan dalam bentuk kata-kata, ada juga perundungan dalam bentuk fisik yang tak kalah bahayanya. Bullying fisik sendiriadalah jenis bullying yang menggunakan tubuh atau benda lainnya untuk mengancam, menakut-nakuti, dan menyakiti orang lain.
Bullying dalam bentuk fisik dapat meninggalkan bekas luka dalam tubuh seperti memar-memar atau jenis luka lainnya. Ini jelas berbahaya dan tidka bole ditolerir sama sekali.
Banyak sekali contoh kasus bullying di sekolah dasar dalam bentuk fisik ini seperti mencubit, menjambak, menggigit, meludah, mendorong, menmpar, menjegal, menendang, dan memukul. Kasus bullying fisik dapat menyebabkan luka fisik, kecacatan, bahkan bisa menghilangkan nyawa jika terjadi bullying fisik dalam bentuk yang sangat ekstrem.
Salah satu contoh kasus bullying di sekolah dasar dalam bentuk fisik ini pernah ramai terjadi di Sukabumi pada tahun 2023. Seorang anak SD kelas 3 diduga didorong dan dijegal oleh teman-temannya hingga mengalami patah tulang. Sayangnya lagi siswa yang menjadi korban mendapatkan intervensi dari pihak sekolah agar kejadian ini tidak tidak diceritakan kepada siapa pun, termasuk kepada orang tuanya.
Kepada liputan6.com orang tua korban memaparkan kejadian ini
Kejadian ini berawal di Febuari 2023 lalu. Kalau menurut pengakuan anak saya dan sudah diverifikasi di psikolog di dinas perlindungan anak, bahkan kita membuat video untuk reka ulang agar mudah mengerti untuk kita koordinasikan ke kepolisian bahwa menyatakan kenyataannya itu didorong menurut versi anak saya oleh dua orang
Sosialisasi Anti Bullying dan Stop Kekerasan untuk Antisipasi Terjadinya Bullying di Sekolah Dasar
Banyak hal yang bisa dilakukan sekolah dalam mengantisipasi terjadinya kasus bullying di sekolah dasar. Salah satunya dengan mengadakan sosialisasi anti bullying dan stop kekerasan di sekolah.
Salah satu contoh kegiatan sosialisasi anti bullying ini diadakan di sekolah dasar tempat anak pertama belajar. Di sana setiap tahunnya para siswa diberi informasi tentang bahayanya perundungan dalam lingkungan sekolah dasar.
Anak-anak di kumpulkan di aula dan kemudian diberikan pemahaman apa itu bullying, bentuk bullying, sampai akibat-akibat yang disebbkan dari bullying tersebut. Setelah selesai pemaparan informasi tentang bullying, anak-anak diajak untuk untuk membuat deklarasi anti bullying dan stop kekerasan dengan membuat ikrar dan menandatanganinya di banner yang disiapkan sekolah.
Guru dan orang tua sepatutnya tidak boleh menormalisasi bentuk perundungan atau bullying dalam bentuk apapun. Sekecil apapun laporan yang kita terima jangan pernah diabaikan, karena bisa jadi akan menjadi bola salju yang akan terus membesar jika tidak ditindak lanjuti dengan serius.
Kita tidak boleh menunggu sampai adanya korban bullying, apalagi korban bullying berakhir depresi, tetapi sebisa mungkin membuat gerakan-gerakan sebagai bentuk antisipasi terjadinya kasus bullying di sekolah. Makanya, apresiasi yang luar biasa untuk sekolah-sekolah yang peduli dengan keamanan para siswanya agar terhindar dari perundungan dengan ikhtiar semaksimal mungkin agar kasus-kasus intimidasi ini tidak terjadi.
Mudah-mudahan tidak lagi contoh kasus bulying di sekolah dasar dalam bentuk apapun. Mari bersinerdi antara sekolah, orang tua, dan pihak-pihak yang terkait agar saling bahu-bahu membahu untuk meminimalisasi bahkan menghilangkan kasus bullying dna kekerasan di sekolah.
Bagus banget aktivitas pemaparan informasi tentang bullying di sekolah seperti ini. Agar semuanya punya kesadaran yang sama akan bahayanya bullying. Baik dari sisi korban atau pelaku, semua sama-sama butuh treatment. Namun, sebelum semua itu terjadi, maka alangkah baiknya untuk saling menjaga dan mengingatkan kalau ada aktivitas yang mulai menjurus ke arah bullying.
BalasHapus