Dalam dunia investasi yang semakin berkembang, pilihan produk seperti investasi deposito, reksadana, dan obligasi menawarkan berbagai keuntungan menarik. Apalagi kini anak muda tidak hanya menjadikan deposito sebagai strategi menabung, tetapi juga mulai melirik reksadana dan obligasi sebagai instrumen investasi yang menjanjikan.
Lalu, di antara ketiga opsi ini, mana yang lebih menguntungkan? Dalam artikel ini, kamu akan mengetahui perbandingan ketiga instrumen investasi tersebut, sehingga memudahkan kamu memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan dan tujuan finansialmu.
Dilema Investasi Anak Muda: Deposito, Reksadana, Atau Obligasi, Mana yang Lebih Menguntungkan?
Saat ini, anak muda semakin melek investasi. Dengan banyaknya pilihan, penting untuk mencari tahu mana yang paling menguntungkan namun tetap sesuai dengan kebutuhan dan profil risikomu.
Keuntungan Deposito
Investasi deposito sering kali menjadi pilihan pertama bagi pemula karena menawarkan keamanan. Dana yang disimpan di deposito hampir pasti aman karena dilindungi oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Selain itu, prediksi keuntungan juga jelas karena suku bunga yang ditawarkan biasanya sudah ditetapkan sejak awal. Jadi, kamu tahu persis berapa banyak yang akan didapatkan ketika jatuh tempo. Ditambah lagi, likuiditas deposito cukup baik, terutama jika kamu memilih tenor yang lebih pendek.
Kekurangan Deposito
Namun, kekurangan utama dari deposito adalah potensi keuntungannya rendah. Meski aman, keuntungan yang didapat sering kali tidak cukup besar untuk mengalahkan inflasi. Jadi, uangmu mungkin tumbuh, tapi daya belinya justru menurun.
Kelebihan Reksadana
Bagi kamu yang ingin hasil lebih tinggi, reksadana bisa menjadi pilihan yang menarik. Salah satu kelebihannya adalah diversifikasi, yang berarti dana kamu akan diinvestasikan ke berbagai instrumen seperti saham, obligasi, dan pasar uang, sehingga risikonya tersebar.
Reksadana juga bisa menawarkan keuntungan yang lebih tinggi dibanding deposito, terutama jika pasar sedang dalam kondisi baik. Keuntungan lain, reksadana dikelola oleh manajer investasi profesional, jadi kamu tidak perlu memantau pasar setiap hari.
Kekurangan Reksadana
Namun, reksadana juga memiliki risiko teresendiri. Karena harga aset bisa naik-turun, risiko kerugian tetap ada. Selain itu, ada biaya manajemen yang harus dibayar, yang bisa menggerus keuntunganmu. Dari segi likuiditas, reksadana juga kurang fleksibel karena biasanya memerlukan waktu beberapa hari untuk mencairkan dana.
Kelebihan Obligasi
Jika kamu menginginkan stabilitas namun tetap ingin mendapatkan keuntungan lebih banyak daripada deposito, obligasi bisa menjadi pilihan. Obligasi menawarkan pendapatan tetap dalam bentuk kupon, sehingga kamu bisa mendapatkan penghasilan secara rutin. Selain itu, obligasi biasanya memiliki risiko lebih rendah dibandingkan saham, sehingga cocok bagi kamu yang tidak suka fluktuasi pasar yang terlalu besar.
Kekurangan Obligasi
Meski begitu, obligasi juga bukan tanpa risiko. Salah satunya adalah risiko gagal bayar, meskipun ini jarang terjadi, terutama pada obligasi pemerintah. Selain itu, likuiditas obligasi cenderung lebih rendah dibandingkan dengan deposito atau reksadana, karena sulit untuk mencairkannya sebelum jatuh tempo.
Mana yang Lebih Menguntungkan?
sumber: https://img.freepik.com/free-photo/asian-woman-freelancer-working-from-home-business-app-home-business-laptop-computer-businesswoman-office-working-sitting-woman-work-communication-internet-people-online-happy-technology_482257-47239.jpg
Ketika memilih investasi, tidak ada jawaban yang benar-benar pasti tentang mana yang paling menguntungkan. Pasalnya, itu semua tergantung pada berbagai faktor yang berbeda bagi setiap orang. Untuk menentukan pilihan terbaik, ada baiknya kamu mempertimbangkan beberapa hal berikut ini.
1. Tujuan Keuangan
Hal pertama yang perlu dipikirkan adalah tujuan keuanganmu. Apakah kamu berinvestasi untuk jangka pendek, seperti membeli gadget baru atau liburan? Atau kamu berencana untuk jangka panjang, seperti mempersiapkan dana pensiun?
Jika tujuannya jangka pendek, mungkin investasi yang lebih aman seperti deposito atau reksadana pasar uang adalah pilihan yang tepat. Namun, untuk jangka panjang, cobalah investasi seperti saham atau reksadana saham, yang berpotensi memberikan keuntungan lebih tinggi.
2. Profil Risiko
Setiap orang memiliki profil risiko yang berbeda. Jika kamu cenderung tidak suka mengambil risiko dan lebih suka keamanan, pilihan seperti deposito atau obligasi bisa menjadi pilihan yang baik. Namun, jika kamu berani mengambil risiko lebih besar demi keuntungan yang lebih tinggi, investasi saham atau reksadana bisa menjadi jawabannya.
3. Jumlah Uang yang Ingin Diinvestasikan
Pertimbangkan juga jumlah uang yang dimiliki untuk diinvestasikan. Investasi seperti deposito biasanya membutuhkan jumlah minimal yang lebih besar, sementara reksadana atau saham bisa dimulai dengan jumlah yang lebih kecil. Namun tenang saja karena kini ada banyak platform investasi online memungkinkan kamu memulai investasi dengan modal yang sangat terjangkau.
4. Pengetahuan Tentang Investasi
Terakhir, pengetahuanmu tentang investasi juga akan mempengaruhi keputusan. Jika kamu masih belajar, mulailah dengan instrumen yang lebih mudah dipahami, seperti deposito atau reksadana. Sebaliknya, jika kamu sudah berpengalaman, kamu bisa lebih berani mengambil instrumen yang kompleks seperti saham.
Dalam dunia investasi, tidak ada satu instrumen yang paling baik untuk semua orang. Yang terpenting adalah memilih opsi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuanganmu.
Sebagai anak muda, kamu memiliki keuntungan besar, yaitu waktu. Dengan begitu, kamu bisa memulai investasi deposito atau instrumen lainnya sejak dini dan menikmati manfaat dari compounding (bunga berbunga) dalam jangka panjang.
Ingatlah bahwa investasi adalah maraton, bukan sprint. Jangan terburu-buru, dan selalu lakukan riset sebelum membuat keputusan. Dengan Aplikasi digibank by DBS, kamu dapat berinvestasi dengan modal kecil dan menambahnya secara bertahap.
Platform ini menawarkan berbagai jenis investasi terjangkau, termasuk deposito dan obligasi mulai dari 1 juta dan reksadana dari 100 ribu, semuanya dapat diakses melalui satu aplikasi. Nikmati akses ke lebih dari 150 produk investasi yang terjangkau dan fitur notifikasi personalisasi untuk tetap terupdate.
Dapatkan juga bimbingan dari digibank Advisor dan ikuti edukasi finansial seperti Kumpulan artikel di Wealth 101. Ayo, mulai investasi online di Aplikasi digibank by DBS dan jadikan investasimu lebih cerdik dan terarah! Simak informasi menarik lainnya dari digibank by DBS, di sini.
hihi, sampe sekarang aku masih dilema kalo urusan deposito xD belum benar2 yakin, jadi belum diambi
BalasHapusBanyak pilihan bentuk investasi, tinggal pandai-pandai menentukan pilihan nih yaa..
BalasHapusSebelum memilih produk investasi, perlunya memahami secara mendalam ya mau yang mananya. Ceki³ dengan saksama gak hanya keuntungan tapi juga kekurangannya, sehingga bisa memilih mana yang lebih cenderung lebih dalam
BalasHapusSepakat sih kak. Semua akan tergantung tujuan keuangan dan masing2 profil risiko. Namun buat pemula atau profil risiko moderat alias nggak usah repot pantengin naik turun harga, semua produk investasi di atas terbilang aman sih.
BalasHapusDulu, Bapak rahimahullah pernah ikutan saham.
BalasHapusSeneng banget karena hasilnya bisa berlipat-lipat. Dan terus aja ketagihan setelah dapat keuntungan kaan.. Namun, ada masanya nilai saham turun dan ini pait banget sii.. kalau dipertahankan, pasti rugi. Kalau diambil, juga bisa dibilang gak untung karena sesuai dengan modalnya.
Jadi paham sekarang.
Kalau investasi selalu ada resiko yang bisa aja terjadi. Namun dipilih resiko yang paling minim dan bisa ditoleransi.
Untuk berinvestasi memang nggak boleh grasa-grusu mumpung ada duit. Tahu profil risiko itu penting banget. Orang yang tipe konservatif berinvestasi di saham ... apa nggak malah stres jadinya.
BalasHapusAnak muda sekarang tuh kritis2 yaaa... Plus udah pada melek finansial. Perencanaan masa depan memang harus matang agar nantinya bisa nyaman menjalani kehidupan, tidak dipusingkan lagi perkara uang, kan sudah punya investasi yang bekerja sendiri untuk tuannya.
BalasHapusWah, bener juga ya, investasi itu kayak milih partner hidup, harus sesuai sama tujuan dan profil kita. Kalau aku sih, lebih suka yang aman-aman kayak deposito, tapi baca artikel ini jadi penasaran juga coba reksadana atau obligasi. Apalagi, udah ada platform kayak digibank by DBS yang bisa mulai investasi kecil-kecilan. Investasi sekarang lebih gampang, tinggal modal gadget sama aplikasi, terus bisa jalan deh!
BalasHapusHehehe saya sudah tidak tertarik deposito, lebih memilih obligasi atau Reksadana, lebih nyaman sih. Kalau jangka pendek dan menengah investasi ini masih menguntungkan
BalasHapus