Setelah sebelumnya kita pernah membahas riwayat pendidikan Buya Hamka, sekarang kita akan berlanjut untuk mengenal riwayat salah satu sahabat dari Buya Hamka, Soekano Sang Proklamator dan Presiden pertama Republik Indonesia. Di tulisan ini kita akan membahas riwayat pendidikan Soekarno dari SD sampai beliau kuliah.
Mudah-mudahan tulisan ini bisa jadi informasi pendidikan dan juga media untuk lebih mengenal lagi para tokoh Indonesia, termasuk dalam hal pendidikannya. Furthermore, semoga tulisan ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi untuk kawula muda saat ini agar lebih giat lagi dalam belajar dan mengejar cita-cita seperti kegigihan seperti pendahulu kita, para pahlawan Indonesia.
Pendidikan Seokarno dari SD sampai Perguruan Tinggi
Siapa yang tidak mengenal sosok Soekarno. Beliau adalah presiden pertama Indonesia yang didamping Moch Hatta, di mana keduanya juga dikenal dengan sebutan Bapak Proklamator Kemerdekaan Indonesia.
Seokarno dilahirkan pada 6 Juni 1901 di Peneleh, Surabaya. Orang tua beliau adalah Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. Sebelum berganti nama menjadi Soekarno, ia awalnya memiliki nama Kusno Sasrodihardjo.
Kusno kecil sering sakit-sakitan dan orang tua zaman dulu percaya bahwa anak yang sering sakit-sakitan karena memiliki nama yang tidak cocok dengannya sehingga Kusno pada akhirnya diganti nama dengan Soekarno. Nama Soekarno inilah yang terus digunakannya setelah penggantiannya dari Kusno Sasrodihardjo sampai beliau menutup mata.
Bagaimana dengan riwayat pendidikan Soekarno dari SD sampai kuliah di perguruan tinggi? Dan apa hikmah yang bisa kita ambil dari perjalanan pendidikan Bapak Prokamator ini? Berikut kita akan bahas satu persatu.
1. Sekolah Dasar di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) dan ELS (Europeesche Lagere School)
Soekarno kecil sekolah mulai tahun 1908 pada usia 7 tahun di Hollandsch-Indlandsce School tempat ayahnya mengajar. Namun ia tidak menuntaskan sekolah sampai akhir di sini. Ia hanya menyenyam bangku pendidikan di HIS sampai kelas 5 saja karena di akhir pendidikan dasarnya ia pindah ke Europeesche Lagere School atau ELS pada tahun 1913.
HIS merupakan sekolah tingkat dasar pada masa penjajahan Belanda yang diperuntukan untuk pribumi kelas priyayi, sedangkan ELS merupakan sekolah rakyat yang berada di bawah pengawasan penjajahan Belanda. Kepindahan Soekarno ke ELS ini berhubungan dengan persiapan melanjutkan ke sekolah tingkat menengah yang keilmuannya relevan sehingga diharapkan mempermudah adaptasi di sekolahnya kelak.
2. Sekolah Menengah di Hogere Burgerschool (HBS)
Setelah lulus sekolah dasar di ELS Soekarno melanjutan pendidikannya di Hogere Burgerschool (HBS) pada tahun 1916. Sekolah ini adalah sekolah tingkat menengah yang kalau dibandingkan sekarang setara dengan SMP+SMA. Selama sekolah di tingkat menengah ini Soekarno mempunyai ketertarikan pada bidang bahasa, sastra, budaya, juga politik.
Soekarno bersekolah di HBS selama lima tahun sampai 1921 dan selama belajar di sana pertama kali berkenalan dengan dunia politik atas perkenalannya dengan salah satu rekan ayahnya H.O.S Tjokroaminoto. Dari H.O.S Tjokroaminioto kemudian Soekarno muda juga mulai berkenalan dengan tokoh pergerakan lainnya yang semakin membuatnya mendalami dunia politik saat itu.
H.O.S Tjokroaminoto sendiri pada saat itu merupakan ketua Syarikat Islam dan ayah Soekarno menitipkan anak laki-lakinya ini pada rekan sejawatnya sehingga selama sekolah menengah ini Soekarno tinggal di kediaman H.O.S Tjokroaminoto.
3. Perguruan Tinggi di Technise Hoogeschool te Bandoeng
Soekarno muda mempunyai gelar insinyur yang ia raih setelah lulus kuliah dari Technise Hoogeschool (THS) te Bandoeng pada tahun 1926. Technise Hoogeschool te Bandoeng ini yang kita kenal sekarang dengan Institut Teknologi Bandung atau ITB.
Di THS Soekarno mengambil jurusan Teknik Sipil. Alasan ia memilih jurusan ini karena Soekarno sangat menyukai dunia arsitektur. Salah satu hasil karya monumental dari latar belakang pendidikannya adalah desain arsitektur Hotel Priangan di Bandung, Jawa Barat.
Hikmah Perjalanan Pendidikan Soekarno dari SD sampai Kuliah
Pendidikan Soekarno dari SD sampai kuliah banyak menempanya menjadi sosok yang luar biasa sampai akhirnya menjadi Presiden pertama Republik Indonesia. Tentu banyak hal yang bisa diambil hikmah oleh generasi saat ini tentang bagaimana pendidikan memberikan dampak bagi kehidupan seorang Soekarno.
Soekarno dikenal sebagai sosok yang mempunyai pengetahuan luas dalam banyak bidang ilmu pengetahun seperti politik, ekonomi, bahkan budaya. Ia dikenal sebagai sosok visioner dan banyak memahami persoalan yang sedang dihadapi Indonesia pada saat itu.
Ketertarikannya pada bahasa dan sastra juga membuat Soekarno sangat piawai dalam hal public speaking. Ia dikenal jago dalam hal negosiasi dan dan juga terkenal dengan pidato-pidatonya yang berapi-api yang mampu menyulut semangat setiap pendengarnya.
Dampak signifikan lain pendidikan dalam kehidupan Soekarno adalah terbentuknya tekad yang kuat. Ia dikenal mempunyai tekad baja untuk memerdekakan Indonesia dari penjajahan sampai akhirnya ia menjadi orang pertama yang memimpin Indonesia.
Dengan banyaknya karakter positif dari Presiden pertama Indonesia ini sepatutnya kita sebagai generasi penerus bangsa Indonesia dapat mengambil hikmah dari perjalanan pendidikan Soekarno yang memberi dampak pada kehidupannya. Sejatinya kita banyak belajar dari perjalanan pendidikan Soekarno dari SD sampai kuliah dengan sifat-sifatnya yang berwawasan luas, mahir dalam bahasa, dan tekad sekuat baja.
Bapak negara yang inspiratif, selain kepribadiannya yang kuat faktor pendidikan beliau juga turut membentuknya menjadi sosok yang tangguh, berwibawa dan bijaksana ya
BalasHapusSangat inspiratif. Beliau salah satu tokoh yang berpengaruh. Gaungnya bahkan disadari oleh dunia internasional.
BalasHapusBukan hanya jenjang pendidikan yang tinggi untuk bisa jadi seseorang yang inspiratif. Di sini Soekarno mengajarkan kita untuk gigi dalam belajar dan berusaha. Yang terpenting adalah pembangunan karakter yang baik. Selain itu skill juga perlu untuk dikembangkan
BalasHapusLatar belakangnya saja sudah sangat mengesankan ya. Pada jaman itu kan tidak semua orang bisa sekolah. Tp memang dg mengenyam pendidikan akan menjadikan kita anak bangsa yg bisa berfikiran luas.
BalasHapusZaman sekarang berhasil masuk ITB itu termasuk pencapaian yang mentereng. Apalagi zaman dulu, ya, saat kebanyakan masyarakat belum punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan tinggi.
BalasHapusTokoh yang sangat inspiratif. Bangga sekali punya presiden pertama seperti Soekarno. Pendidikan memang mampu merubah segalanya ya termasuk pola pikir dan keberanian. Semoga anak-anak muda sekarang bisa mencontoh semangat daya juang dari beliau.
BalasHapusTokoh inspiratif. Berpendidikan. Banyak baca buku. Pandai pidato menyemangati orang. Kita belum punya lagi yang sekelas beliau.
BalasHapusTekat yang kuat merupakan kunci kesuksesan. Inilah tauladan yang sudah diberikan oleh Sang proklamator. Semoga menjadi inspirasi bagi generisi muda
BalasHapusSampai sekarang aja untuk bisa masuk kuliah ITB dan lulus disana sudah luar biasa sekali, kebayang zaman beliau kuliah gimana sulitnya dengan situasi negara kita yang saat itu belum merdeka. Luar biasa sekali dan hingga saat ini selalu inspiratif
BalasHapusDari baca buku tentang Bung Karno, aku juga mendapat insight baru untuk percaya diri terhadap kemampuan sendiri. Seperti halnya Berdikari yang jadi salah satu pemikirannya yang terkenal. Beliau memang bapak bangsa yang inspiratif.
BalasHapus