Setelah sebelumnya kita membahas outing class di Kota Tua Jakarta, selanjutnya kita akan berlanjut ke titik outing class selanjutnya di wilayah Jakarta Timur, tepatnya di Museum Pengkhianatan PKI. Jadi, outing class di sekolah yang diadakan pada akhir Oktober kemarin itu tujuannya ada beberapa tempat, yaitu Museum Bank Indonesia, Museum Seni Rupa dan Keramik, dan terakhir Museum Pengkhianatan PKI.
Di Museum Pengkhianatan PKI ini anak-anak akan difokuskan pada pembelajaran sejarah dengan melihat langsung gambaran kejadian G30S PKI melalui diorama-diorama dan benda-benda bersejarah yang terdapat di museum tersebut.
Belajar Sejarah dari Diorama Kasus G30S PKI
Di sekolah anak-anak mendapat materi dalam mata pelajaran Sejarah Indonesia yang salah satunya tentang kasus pengkhianatan dan pemberontakan dalam Gerakan 30 September 1965 oleh Partai Komunis Indonesia yang dikenal juga dengan istilah G30S PKI. Kali ini dalam outing class, anak-anak dibawa langsung ke tempat bersejarah di mana kejadian itu terjadi tepatnya ke Museum Pengkhianatan PKI di wilayah Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur.
Museum Pengkhianatan PKI ini berada di Komplek Monumen Pancasila Sakti atau juga dikenal masyarakat dengan sebutan Monumen Pahlawan Revolusi. Monumen Pancasila Sakti sendiri dibangun dengan tujuan untuk mengenang dan menghormati para jasa pahlawan revolusi yang gugur pada kejadian G30S PKI.
Di Museum Pengkhianatan PKI ada beberapa diorama yang menggambarkan kekejaman PKI ketika menghabisi para pejabat pemerintahan, termasuk didalamnya para Jenderal di tubuh TNI-AD. Diorama sendiri adalah miniatur dalam bentuk 3 dimensi yang menggambarkan reka adegan suatu kejadian. Biasanya diorama dipajang dalam etalase kaca baik dalam ukuran asli sesuai kejadian atau dalam bentuk miniatur.
Setidaknya ada 34 diorama di Museum Pengkhianatan PKI yang menggambarkan kekejaman PKI. Beberapa adegan dalam diorama yaang dapat dilihat para pengunjung antara lain adalah kekejaman PKI dalam kasus Ubel-ubel, Peristiwa Tiga Daerah, dan Teror C'Mamat.
1. Diorama Ubel-ubel
Diorama Ubel-ubel merujuk pada pasukan PKI yang diberi nama pasukan Ubel-ubel yang meneror daerah Tangerang dan Sepatan. Dalam sejarahnya pasukan Ubel-ubel ini dipimpin oleh sosok yang bernama Usman dan berhasil merebut kekuasaan pemerintahan Indonesia di Tangerang yang kala itu dipimpin oleh Bupati Agus Padmanegara.
Selain merebut kekuasaan pemerintahan, teror yang dilakukan pasukan Ubel-ubel pada masyarakat pada waktu itu adalah dengan cara merampok harta benda dan juga membunuh siapapun yang melakukan perlawanan. Puncaknya pada 12 Desember 1945, pasukan Ubel-ubel membunuh salah satu tokoh Indonesia, Otto Iskandar Dinata.
2. Diorama Peristiwa Tiga Daerah
Diorama Peristiwa Tiga Daerah mengisahkan kekejaman PKI di tiga daerah di Jawa, yaitu Brebes, Tegal, dan Pekalongan. Peristiwa Tiga Daerah disebutkan dalam sejarah terjadi pada 4 Nopember 1945.
Cara PKI dalam meneror saat itu adalah dengan masuk terlebih dahulu ke dalam organisasi yang ada di masyrakat, baru kemudian melancarkan aksinya. Contohnya PKI masuk ke organisasi Angkutan Muda Republik Indonesia atau yang disingkat AMRI dan dari sana mereka mulai membuat onar dengan melakukan penyerangan dan juga pembunuhan kepada setiap pejabat pemerintahan setempat.
Aksi teror yang dilakukan PKI tidak berhasil dengan mulus, akhirnya mereka bersatu dan membentuk tim gabungan yang diberi nama Gabungan Badan Perjuangan Tiga Daerah. Tujuan utama dibentuknya tim gabungan ini adalah untuk meluaskan teror dan merebut kekuasaan pemerintahan yang ada di daerah Brebes, Tegal, dan Pekalongan.
3. Diorama C'Mamat
C'Mamat adalah salah satu tokoh pimpinan PKI yang terkenal pada tahun 1926. Teror yang dilakukan C'Mamat dibantu oleh pasukan PKI yang bernama pasukan Gulkut.
Salah satu kekejaman C'Mamat dan pasukan Gulkut adalah membunuh Bupati Lebak, Banten yang bernama Raden Hardiwinangun. Selain itu mereka juga memprovokasi masyarakat agar tidak mempercayai pemerintahan sah yang dipimpin Presiden Soekarno.
Bangunan-bangunan yang Ada di Sekitar Museum Pengkhianatan PKI
Anak-anak peserta outing class bisa melihat beberapa koleksi peninggalan bersejarah di Museum yang diresmikan pada tahun 1992 oleh Presiden Soeharto ini seperti pakaian dan mobil dinas Jenderal Ahmad Yani. Ada juga koleksi lain seperti mobil yang pernah digunakan PKI ketika menculik D.I Pandjaitan. Selain itu ada juga beberapa bangunan yang masih dijaga keasliannya dan dipasang diorama yang menggambarkan kekejaman PKI saat itu.
Rumah Penyiksaan
Bangunan ini diberi nama Rumah Penyiksaan karena dalam sejarahnya dijadikan tempat oleh PKI untuk menyiksa dan membunuh para perwira TNI Angkatan Darat. Pengelola museum membuat diorama kejadian penyiksaan ini di bagian beranda rumah dengan ukuran real life atau ukuran sebenarnya.
Dapur Umum G30S PKI
Bangunan lain yang ada di sekitar Museum Pengkhianatan PKI adalah bangunan rumah tua yang disebut Dapur Umum G30S PKI. Dinamakan demikian karena bangunan ini awalnya digunakan sebagai dapur umum pada saat peristiwa G30S PKI.
Oleh pengelola museum, bangunan Rumah Tua ini dijaga sampai saat ini di mana bagian-bagian dari rumah dan juga perabotannya masih asli seperti semula saat kejadian G30S PKI terjadi.
Pos Komando
Pos Komando adalah bangunan lainnya yang ada di sekitar museum yang juga dikenal dengan museum Lubang Buaya ini. Bangunan ini adalah rumah yang pada kejadian G30S PKI dijadikan pos komando pasukan pembunuh para perwira TNI Angkatan Darat.
Sampai saat ini kondisi rumah dan juga perabotan-perabotan yang ada dalam bangunan Pos Komando ini terawat dengan baik sehingga kita pengunjung dapat merasakan kondisi oldish pada saat itu.
Kejadian Tak Terduga Selama Outing Class
Cuaca Sukabumi dan Jakarta yang sangat berbeda jauh membuat beberapa siswa tak mampu beradaptasi dengan perbedaan tersebut. Hasilnya ada beberapa siswa yang pingsan karena tak kuat dengan panasnya Jakarta ini.
Yang lebih parah ada beberapa siswa yang juga harus dilarikan ke klinik dan rumah sakit karena mengalami dehidrasi, mual, sampai muntah-muntah. Sungguh ini kejadian yang tak terduga sama sekali dan menjadi bahan pelajaran untuk panitia.
Sebenarnya panitia sudah menyiapkan obat-obatan untuk pertolongan pertama bagi peserta outing class jika terjadi hal-hal seperti mabuk perjalanan. Anak-anak pun diberitahu untuk membawa obat-obatan pribadi jika mempunyai penyakit tertentu.
Tapi sepertinya yang terjadi di luar kendali. Siswa yang pingsan ternyata belum sadarkan diri setelah sekian lama dan akhirnya panitia bersepakat untuk dibawa ke klinik terdekat untuk diperiksa lebih lanjut. Alhamdulillah setelah ditangani oleh dokter, siswa tersebut berangsur pulih dan diperbolehkan pulang.
Ini menjadi pengalaman berharga bagi kami sebagai panitia untuk lebih menyiapkan lagi secara matang rencana outing class agar lebih baik kedepannya dan bisa mengantisipasi jika ada hal-hal di luar prediksi. Di luar itu kami bersyukur banyak anak-anak yang merasakan senangnya outing class karena dapat belajar pendidikan politik dan sejarah di tempat kasus G30S PKI terjadi melalui diorama dan juga benda-benda bersejarah lainnya di Museum Pengkhianatan PKI.
Teman-teman yang tertarik untuk mengunjungi Museum Pengkhinatan PKI bisa datang langsung ke lokasi pada hari Selasa sampai dengan hari Minggu mulai dari jam 10 pagi sampai jam 4 sore. Tiket masuknya termasuk murah meriah, hanya Rp2500 per orang. Banyak hal yang kita dapat pelajari di sana sebagai bentuk literasi kewargaan dengan mempelajari kejadian sejarah melalui diorama dan juga koleksi-koleksi benda-benda bersejarahnya.
Posting Komentar
Posting Komentar