Alasan Liga Oceania Kurang Mendapat Sorotan Dunia

Posting Komentar

 Liga Oceania
Sepak bola merupakan salah satu olah raga yang sangat populer di dunia saat ini. Saking populernya lahirlah banyak liga di setiap wilayah, termasuk di wilayah Oseania yang dikenal dengan OFC atau Oceania Football Confederation yang dalam Bahasa Indonesia dikenal juga dengan sebutan Liga Oseania. Sayangnya sepak bola Oseania ini memang kurang populer dan kurang mendapat sorotan dunia.

Kenapa sepak bola Oseania kurang populer seperti halnya liga-liga di wilayah lain bahkan di Asia? Pada tulisan kali ini kita akan membahas satu per satu apa alasan yang membuat Liga Oseania (atau Oceania dalam dalam penulisan Bahasa Inggris) ini kurang mendapat sorotan dunia.

Mengenal Oseania

Oseania merupakan wilayah kepulauan yang secara geografis berada di sekitar Samudera Pasifik. Luas daratannya tak besar, bahkan masuk dalam daftar daratan dan populasi terkecil kedua setelah antartika.

Secara bahasa Oceania atau Oseania ini berasal dari bahasa Yunani, Okeanos, yang berarti lautan. Beberapa negara yang termasuk dalam wilayah Oseania antara lain New Zaeland, Australia, Papua Nugini, Pulau Paskah, Hawaii, Tuvalu, Fiji, Kepulauan Marshall, Kiribati, Mikronesia, dan lain-lainnya. Jumlah keseluruhan negara dan kepulauan di Oseania adalah 24. 

Sepak Bola di Oseania

Negara-negara yang tergabung di Oseania membuat Konfederasi Benua agar sepak bola di wilayah Oseania makin terangkat pamornya. Maka pada tahun 1966 terbentuklah Konfederasi Sepak Bola Oseania yang dalam Bahasa Inggris disebut Oceania Football Confederation, disingkat OFC.

Dalam perkembangannya, sepak bola di Oceania ternyata tidak terlalu terlihat geliatnya. Bahkan ketika dalam kondisi sepak bola Oseania belum mendapatkan satu titel internasional apapun sampai pada awal tahun 2000-an, Australia malah memutuskan keluar dari OFC pada tahun 2006 dan bergabung ke Konfederasi Sepak Bola Asia atau Asian Football Confederation, disingkat AFC.

Sampai saat ini sepak bola di wilayah Oseania belum terlihat juga perkembangannya secara signifikan. Indikasinya adalah kurangnya sorotan dan ulasan dari media-media kelas dunia. 

Mengapa Liga Oseania Tidak Populer?

Setiap wilayah mengadakan kompetisi sepak bola pastinya akan menjadi sorotan dan ulasan media dari berbagai dunia, termasuk saat AFC mengadakan Liga Asia, setiap pertandingannya menjadi buah bibir dan menjadi headline di banyak media. Hal ini berbeda dengan kondisi sepak bola di Oseania, kompetisinya sangat jarang dibahas dalam sepak bola internasional.

Banyak hal yang menjadi penyebab Liga Oseania tidak sepopuler liga-liga lainnya di dunia. Beberapa di antaranya seperti:

Masih Minimnya Fasilitas Sepak Bola di Oceania

Salah satu penyebab kurang berkembangnya sepak bola di Oceania adalah karena masih minimnya sarana prasarana sepak bola di negara-negara kepulauan ini. Pemerintah dan juga pihak swasta sepertinya memang belum maksimal dalam memberikan fasilitas terbaik kepada masyarakat untuk sepak bola di Oseania.

Contoh kasusnya seperti di Kepulauan Solomon yang hanya memiliki satu stadion sepak bola yang memiliki standar internasional, sisanya belum sama sekali. Tuvalu lebih parah lagi, di negara ini hanya memiliki satu lapangan tempat olahraga yang digunakan untuk berbagai kegiatan olah raga mulai dari pacuan kuda, sepak bola, bahkan rugby.

Daya Kompetisi yang Sangat Kurang

Saat ini Oceania Foorball Confederation hanya beranggotakan 13 negara saja dan dari 13 negara ini memang belum maksimal dalam hal manajemen persepakbolaan di setiap negaranya. Dampaknya ketika ada kompetisi di wilayah Oseania, persaingan antar negara yang ikut tergabung sangat tidak terasa greget sama sekali.

Daya kompetisi yang sangat minim dalam Liga Oseania pernah diungkapkan oleh Drew Sherman yang pernah menjadi Manajer tim nasional Kepulauan Cook. Ia mengungkapkan bahwa sangat sulit mengembangkan potensi tim nasional Kepulauan Cook karena tidak adanya kompetisi yang baik di Oseania.

Oseania Kekurangan Pemain Sepak Bola

Dampak dari kurangnya perhatian terhadap fasilitas sepak bola dan juga tidak adanya kompetisi bola yang bergengsi di Oseania semakin membuat sepak bola di sana tidak populer dan juga tidak menarik perhatian generasi muda untuk menggeluti bidang olah raga ini. Salah satu kejadian dari contoh kasus kurangnya pemain di Oseania adalah saat Kepulauan Cook mengadakan latihan tim nasional untuk persiapan Piala Dunia 2018, yang datang hanya 8 pemain.

Saking stressnya Drew Sherman dalam mengelola manajemen tim nasional Kepulauan Cook karena keurangan pemain sampai pernah membuat keputusan menjadikan bek tengah plus menjadi penjaga gawang.

Butuh Langkah Serius untuk Sepak Bola Oseania Bisa Bangkit 

sepak bola Oceania

Jika tidak ada langkah konkret dari berbagai pihak terkait untuk memajukan sepak bola di wilayah Oseania maka niscaya sepak bola di sana hanya akan menjadi pepesan kosong belaka. Untuk itu butuh langkah serius dari berbagai pihak untuk membuat sepak bola ini maju seperti di negara-negara lainnya.

Selama ini FIFA cukup concern dengan sepak bola Oseania. Apalagi setelah Australia keluar dari OFC dan bergabung ke AFC, FIFA semakin menyokong sepak bola Oseania untuk bisa bangkit, maju dan berkembang.

Tapi masalahnya, sepak bola tidak hanya menjadi tanggung jawab FIFA saja. Negara sejatinya dapat memperhatikan juga hak rakyat untuk berkembang di bidang olahraga dengan memberikan fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai agar generasi muda tertarik untuk ikut serta dalam dunia sepak bola.

Dengan adanya perhatian khusus dari pemerintah, siapa tahu manajemen sepak bola di setiap negara Oseania dapat pulih dan juga menarik banyak investor untuk menanamkan modal di bidang olah raga ini sehingga bisa juga mendatangkan pemain-pemain dunia untuk menjadi motivasi para pemuda di sana untuk dapat ikut serta menjadi bagian dari tim nasional di negaranya masing-masing dan memajukan sepak bola Oseania.

Related Posts

Posting Komentar